kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di perumahan mewah India, majikan dan ART perang


Senin, 17 Juli 2017 / 15:48 WIB
Di perumahan mewah India, majikan dan ART perang


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NOIDA. Para majikan di komunitas perumahan mewah India biasanya melakukan aktivitas yoga dan mengantarkan anaknya ke sekolah. Sementara, para asisten rumah tangga (ART) mencuci piring dan harus berjibaku dengan baju kotor di saat yang sama. Baru kemudian ART beristirahat di perumahan kumuh di sekitar perumahan mewah.

Pengaturan harmonis semacam ini merupakan pemandangan yang kerap terlihat di India hampir beberapa dekade lamanya.

Namun, pada Rabu (12/7) pagi, terjadi perang antara ART dan majikannya di Mahagun Moderne di Noida, New Delhi.

Kasus ini bermula saat Harshu Sethi menuduh ART-nya, Johra Bibi, mencuri uang senilai 17.000 rupe atau sekitar US$ 265 dari tabungan di apartemennya. Dia bilang, Bibi sudah mengakui telah mengambil 10.000 rupee yang merupakan gajinya yang belum dibayar, lalu menghilang.

Bibi (30 tahun) membantahnya. Bibi bahkan menuding, Sethi mengunci dirinya di apartemen miliknya pada malam itu, tuduhan yang disebarkan oleh suami Bibi kepada tetangganya di kawasan kumuh. Sementara, pihak kepolisian mengatakan, Bibi pada malam itu menginap di apartemen milik majikannya yang lain.

"Saya tidak ingat apapun. Pada pagi harinya, banyak orang datang. Polisi juga datang dan membawa saya," cerita Bibi.

Sethi, seorang guru, menggambarkan situasi yang lebih menakutkan. Dia berada di apartemen dan tengah membangunkan putranya yang berusia 8 tahun untuk ke sekolah, saat gerombolan orang yang dipimpin oleh seorang wanita datang ke unitnya. Mereka berteriak: "Hari ini, kita akan membunuhnya; Kita akan bunuh madam."

Video menunjukkan kerumunan yang agresif berupaya untuk masuk ke kompleks. Sementara, pihak keamanan apartemen berupaya menahan mereka. Tentu saja upaya tersebut tidak berhasil. Sethi juga bercerita, kerumunan tersebut juga sempat melompat ke balkon apartemennya dan melempar pintu kaca dengan pot bunga.

Pada kejadian itu, Sethi menarik putra dan suaminya untuk bersembunyi di kamar mandi selama 1,5 jam.

Sethi menganggap dirinya sebagai bos yang pengertian.

"Kami memuja mereka karena mereka merupakan bagian terpenting dalam hidup kami. Warga Hindu percaya jika kamu makan sesuatu, dan seseorang dengan perut lapar menyaksikannya, Anda tidak dapat memakan makanan tersebut. Kita harus memberi mereka makan terlebih dulu, baru kita makan," cerita Sethi.

Namun, Sethi bilang, dia sudah kehilangan kepercayaan dalam ikatan tersebut. "Saya rasa mereka membenci kami. Sudah jelas terjadi perpecahan kelas. Mereka membenci kami karena uang. Mereka iri dan itulah mengapa hal ini terjadi," katanya.

Bibi memiliki pendapat berbeda. Dia bercerita, Sethi sudah tidak membayar gajinya dalam dua bulan terakhir sebesar 3.500 rupee atau sekitar US$ 55, dan menuduhnya mencuri.

"Hanya karena dia memiliki uang, dia pikir dia dapat melarikan diri dari segalanya? Semua orang mendengarkan keluhannya, dan tidak ada yang mendengarkan saya. Apakah dia akan membuang kami di tempat sampah hanya karena saya miskin?"

Pertikaian antara ART dan majikannya ini berubah menjadi kerusuhan hanya dalam kurun waktu beberapa jam. Ratusan ART dan kerabatnya membawa senjata batu dan batangan besi mencoba menerobos masuk ke dalam kompleks dan menerobos apartemen majikan mereka. Sebagai respon, ribuan keluarga mengunci ART mereka di luar rumah dan mengatakan tidak bisa mempercayai mereka lain di dalam rumah.

Ashok Yadav, kepala pengembangan keamanan, bertanya-tanya sampai kapan para majikan bisa bertahan dengan kondisi ini.

"Faktanya adalah ini merupakan hubungan simbiotik antara majikan dan ART. Saat ini, penghuni apartemen sangat marah dan terkejut atas kekerasan yang terjadi. Namun, mereka harus menemukan ART baru. Bagaimana kehidupan mereka jika sebaliknya?"

Jurang perbedaan besar antara kaum kaya dan miskin di India berarti jumlah warga kaya mampu mempekerjakan warga miskin untuk membantu pekerjaan domistik dengan bayaran rendah, tanpa kontrak dan kewajiban legal lainnya.

"Meskipun mereka mendapatkan perlakuan buruk, tapi pada umumnya para ART merasa khawatir akan kebilangan pekerjaan," jelas Tripti Lahiri, pencipta buku berjudul "Maid in India: Stories of Inequality and Opportunity Inside Our Homes."

Konflik antara pekerja domestik dan majikannya kerap tercatat di daftar kejahatan yang terjadi di India. Namun, lanjut lahiri, pertikaian massal antara kedua kubu jarang terdengar. Ini dikarenakan di sejumlah kota-kota India, banyak ART yang tinggal di rumah majikannya, sehingga kecil kemungkinan bagi ART untuk membangun jaringan dan membandingkan catatan.

Di luar semua itu, kondisi ini akhirnya berubah. Saat ini, kompleks perumahan dan apartemen mewah dibangun berdampingan dengan kawasan kumuh, sehingga rentan konflik.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×