kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diam-diam, Elon Musk Sudah Berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin


Jumat, 07 Oktober 2022 / 05:27 WIB
Diam-diam, Elon Musk Sudah Berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin
ILUSTRASI. Elon Musk telah berubah dari pahlawan menjadi orang yang dibenci dalam perang antara Rusia dan Ukraina. REUTERS/Adrees Latif


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Saat ini, Elon Musk tengah berupaya untuk mengatasi badai.

Melansir The Street, CEO Tesla ini telah berubah dari pahlawan menjadi orang yang dibenci dalam perang antara Rusia dan Ukraina hanya dalam kurun beberapa hari.

Ketika Moskow menginvasi Kyiv pada 24 Februari, miliarder itu menyediakan Starlink, layanan akses internet satelit yang ditawarkan oleh perusahaan kedirgantaraannya SpaceX. Gerakan ini memungkinkan orang Ukraina untuk tetap terhubung dengan dunia dan menceritakan versi mereka tentang konflik ini, sehingga menghindari propaganda Rusia yang mendominasi narasi.

Tak pelak, orang terkaya di dunia ini dipandang sebagai penyelamat di jejaring sosial oleh orang-orang pro-Ukraina dan Barat.

Namun, miliarder itu membuat kesalahan besar pada 4 Oktober 2022 lalu dengan mengusulkan rencana perdamaian yang dianggap Ukraina harus menyerah kepada Rusia.

Rencana perdamaian muncul saat angkatan bersenjata Rusia menderita kekalahan simbolis di berbagai wilayah Ukraina.

Rencana perdamaian Musk memiliki empat poin, tetapi dua poin dinilai sangat kontroversial. Yang pertama, Musk meminta Ukraina untuk mengakui bahwa wilayahnya di Krimea, yang dianeksasi pada tahun 2014 oleh Rusia, adalah wilayah Rusia. Sang taipan juga meminta Ukraina untuk tetap netral dalam urusan geopolitik di masa depan. 
Dengan kata lain, Kyiv harus melepaskan segala aspirasi untuk menjadi anggota Uni Eropa dan anggota NATO.

Baca Juga: Ingin Hentikan Kasus Hukum, Musk Buka Lagi Perundingan dengan Twitter

Para pengguna Twitter langsung bereaksi terhadap rencana perdamaian Musk tersebut. Banyak yang menolaknya, sehingga menimbulkan kritik pedas pada miliarder itu.

Rencana tersebut ditolak mentah-mentah oleh pihak berwenang Ukraina yang tak segan-segan menuduhnya melakukan makar. Musk bagi mereka telah menjadi pihak yang pro-Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan kritiknya dalam jajak pendapat Musk dengan bertanya kepada pengguna media sosial apakah mereka lebih suka Elon Musk yang mendukung Ukraina atau Elon Musk yang mendukung Rusia.

"F---off adalah balasan saya yang sangat diplomatis untuk Anda @elonmusk," komentar Duta Besar Ukraina di Jerman, Andrij Melnyk, dalam sebuah tweet.

Tetapi pengusaha serial itu menanggapi kritik dan tidak menyerah. Dia menjelaskan bahwa rencana perdamaiannya hanya berdasarkan dari kenyataan. 

Dia memperingatkan bahwa tanpa perdamaian mungkin konflik menjadi perang total dengan kemungkinan berubah menjadi perang nuklir dengan konsekuensi berat tidak hanya untuk Ukraina tetapi juga untuk seluruh dunia.

Baca Juga: Elon Musk Malas Bangun Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia, Ini Alasannya




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×