kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,21   7,90   0.87%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diam-diam, Raja Salman mengisolasi diri di istana gurun selama lebih dari 480 hari


Rabu, 08 Desember 2021 / 05:30 WIB
Diam-diam, Raja Salman mengisolasi diri di istana gurun selama lebih dari 480 hari


Sumber: Business Insider | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - RIIYADH. Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi telah mengisolasi dirinya di gurun barat laut kerajaan selama 482 hari. Hal ini menyalakan kembali kecemasan akan kesehatannya. Sementara, sang pewaris Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menanti tahta kerajaan.

Melansir Business Insider, Raja Salman, 85 tahun, diangkat menjadi raja pada 2015 setelah kematian saudara tirinya Raja Abdullah. Rumor kesehatan yang buruk telah menghantuinya sejak saat itu. Menurut beberapa ahli, ia dianggap menderita pra-demensia dan menjalani operasi kandung empedu pada Juli 2020.

Namun tidak ada yang tahu kondisi kesehatan Raja Salman yang sebenarnya karena menjadi rahasia yang dijaga ketat. Pada tahun 2015, pengacara untuk pengadilan kerajaan Saudi mengatakan kepada The Washington Post bahwa raja dipastikan tidak menderita demensia atau jenis gangguan mental lainnya, setelah surat kabar melaporkan klaim itu.

Kantor berita resmi Saudi Press Agency memberitakan, setelah operasi kandung empedu, Raja Salman terbang ke istananya di Neom, wilayah yang baru dikembangkan di Laut Merah, untuk "beristirahat dan bersantai" pada 12 Agustus 2020. Saat itu Arab Saudi baru saja mengalami puncak wabah COVID-19.

Baca Juga: Keluarga Salman Arab Saudi tertarik membeli Inter Milan

Raja Salman tetap di Neom sejak itu, memimpin rapat kabinet melalui tautan video.

“Dia berada di Neom karena itu sebenarnya lebih aman, karena membatasi akses kepadanya,” Bernard Haykel, pakar terkemuka politik Saudi di Universitas Princeton, mengatakan kepada Business Insider. "Mereka sangat berhati-hati karena mereka ingin dia tetap hidup."

Meskipun Raja Salman berada di tempat terpencil, dia memiliki perawatan medis terbaik yang bisa dibeli dengan uang.

Sumber Business Insider membisikkan, Raja Salman dirawat oleh lebih dari selusin ahli medis dari Klinik Cleveland. Klinik tersebut, penyedia medis terkemuka yang berbasis di AS, telah merawat banyak elit dunia sejak 1980-an, termasuk mantan Presiden Donald Trump dan banyak anggota keluarga kerajaan Saudi.

Baca Juga: Raja Salman di PBB: Kami mendukung upaya untuk mencegah nuklir Iran

Spekulasi bahwa kesehatan Raja Salman memburuk kembali mengemuka. Terkait hal ini, Haykel mengatakan: "Selalu ada desas-desus menjelang akhir tahun."

Pewaris Raja Salman, Putra Mahkota Mohammed, atau MBS, 36 tahun, diperkirakan akan naik takhta setelah kematian ayahnya.

"Itu akan berjalan mulus," kata Haykel.

The Wall Street Journal melaporkan, seperti ayahnya, MBS telah menjaga jarak dari hiruk pikuk Riyadh pada tahun ini, menghabiskan sebagian besar waktunya di istananya di Neom atau kapal pesiarnya ditambatkan di Laut Merah. (Istana MBS dan Raja Salman di Neom merupakan dua dari lima istana yang disediakan pemerintah Saudi untuk keluarga kerajaan pada 2018, lapor Reuters.)

MBS telah menghilangkan ancaman terhadap pemerintahannya

MBS sudah menjadi penguasa de facto Arab Saudi. Sejak menjadi putra mahkota pada Juni 2017, MBS sibuk menata kembali Arab Saudi dengan mereformasi sektor ekonomi, hiburan, dan pariwisata. Putra mahkota Arab Saudi secara historis memiliki kekuatan besar, tetapi MBS telah melampaui banyak pendahulunya dalam hal ambisi dan pengaruh.

Namun, sebagian alasan MBS tidak menghadapi oposisi dari masyarakat Saudi terhadap pemerintahannya adalah karena ia telah melakukan penindakan terhadap mereka.

Baca Juga: Arab Saudi menyetujui rencana darurat umum untuk haji

Pada akhir 2017, puluhan bangsawan ditangkap di hotel Ritz-Carlton Riyadh sebagai bagian dari upaya antikorupsi yang dipimpin oleh MBS.

Pada tahun 2020, Mohammed bin Nayef, mantan putra mahkota, ditangkap dan ditempatkan di bawah tahanan rumah. Para bangsawan yang dianggap memiliki hubungan dengan bin Nayef, seperti Pangeran Faisal bin Abdullah al-Saud dan Putri Basmah binti Saud, telah menghilang dari mata publik selama lebih dari setahun.

Pada Agustus 2020, Saad al-Jabri, mantan pejabat tinggi intelijen Saudi yang dekat dengan bin Nayef, menuduh MBS mengirim regu pembunuh ke Kanada untuk membunuhnya dua tahun sebelumnya. (MBS telah menolak klaim tersebut.)

Dua minggu sebelum tanggal al-Jabri mengatakan MBS mencoba membunuhnya, sekelompok agen negara Saudi membunuh jurnalis pembangkang Jamal Khashoggi di Istanbul. CIA kemudian menyimpulkan bahwa MBS kemungkinan memerintahkan pembunuhan itu.

Sebagai akibat dari pembunuhan Khashoggi, Presiden Joe Biden secara efektif menurunkan pangkat MBS, dengan mengatakan pada Februari bahwa rekan Biden adalah Raja Salman. Dengan logika itu, ketika MBS menjadi raja, dia akan menjadi setara diplomatik presiden AS.

Terlepas dari reaksi internasional terhadap tindakan kerasnya, semua tanda menunjukkan MBS akan menjadi raja ketika Salman meninggal.

"Saya tidak berharap akan ada perlawanan," kata Hakyel.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×