Reporter: Dyah Megasari, The Wall Street Journal |
NEW YORK. Diam-diam, investor kelas kakap yaitu George Soros masuk ke pasar obligasi Eropa dengan jumlah yang sangat besar. Melalui perusahaan investasi miliknya yaitu Soros Fund Management LLC, miliarder kelas dunia itu membeli surat utang Eropa dari MF Global Holdings Ltd.
Sumber yang mengetahui secara persis atas transaksi ini menyebutkan, Soros merogoh kocek hingga US$ 2 miliar. Tawaran Soros datang tak lama setelah MF Global mengajukan perlindungan kebangkrutan pada 31 Oktober lalu.
Di bawah kepemimpinan Jon S Corzine, MG Global bangkrut karena eksposurnya yang terlalu besar pada pasar obligasi Eropa yaitu mencapai US$ 6,3 miliar. Akumulasi itu berasal dari utang jangka pendek yang diterbitkan beberapa anggota Uni Eropa, terutama Italia.
Selama musim panas 2011, pasar Eropa dilanda kepanikan investor, regulator dan perusahaan pemeringkat. Wajar, MF Global ambruk dalam waktu sebulan. Laporan beberapa anggota Uni Eropa memburuk. Harga obligasi tergerus hebat diiringi meroketnya imbal hasil.
Menariknya dan perlu disoroti, dalam transaksi ini Soros diduga meraup keuntungan besar. Menurut pedagang yang membeli obligasi serupa, setidaknya dana kelolaan Soros Fund Management LLC sudah bertambah lebih dari US$ 130 juta, dihitung dari pergerakan pasar. Memang, tidak ada perhitungan yang tepat atas keuntungan Soros mengingat transaksi tersebut sangat rumit.
Yang jelas, Soros masuk ke obligasi Eropa dengan harga diskon. Perusahaannya membayar obligasi di level 89, padahal nilai pasar saat itu berada di titik 94. JPMorgan dan satu hedge fund besar dikabarkan terlibat dalam transaksi ini.
Kemarin (13/12) obligasi tersebut kembali merangkak naik ke level 96. Pasar melihat, sangat sulit menjual obligasi itu pada level tertentu sebelum jatuh tempo Desember 2012. Hal inilah yang ditebak-tebak oleh pasar, manuver apa yang sedang dijalani Soros. Akankah menjual surat utang di tengah jalan, atau memegangnya hingga jatuh tempo.
Sebenarnya, dengan mempertimbangkan aspek risiko krisis, memegang obligasi Eropa sangat riskan bagi investor dengan jumlah kepemilikan tak sedikit. Pasar obligasi gampang terkoreksi oleh berita masalah keuangan negara. Apalagi, rasio utang beberapa anggota Uni Eropa sangat besar.