Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Misi ini membantu awak pesawat pembom mendapatkan pengetahuan terkait wilayah udara dan fungsi komando dan kontrol di kawasan itu sehingga memungkinkan mereka untuk berintegrasi dengan AS dan aset udara mitra teater. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesiapan keseluruhan pasukan gabungan.
Di bawah pemerintahan Trump, Washington sedang mengupayakan perpanjangan embargo senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Teheran.
Kesepakatan nuklir telah membatasi kemampuan senjata nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.
Baca Juga: Berjulukan kota Angkatan Laut bergerak, ini kemampuan kapal perang baru Iran
Namun, Trump membatalkan perjanjian pada 2018 dan telah memberlakukan sejumlah sanksi terhadap ekspor minyak Iran. Sanksi tersebut telah melumpuhkan perekonomian Iran.
Pada bulan Juli, juru bicara Pentagon mengklaim Iran adalah "ancaman terbesar" bagi perdamaian dunia setelah "kota bawah tanah" yang dipenuhi senjata terungkap ke publik.
“Iran mengklaim menginginkan hubungan yang baik dengan tetangganya, namun terus mengancam mereka dengan tingkat kekerasan yang lebih besar. Iran adalah ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan di Timur Tengah," demikian kata juru bicara Pentagon kepada Newsweek.
Baca Juga: Iran luncurkan kapal perang Shahid Rudak, kota Angkatan Laut bergerak
Pernyataan seperti ini menunjukkan dengan jelas bahwa Korps Pengawal Revolusi Islam dan para pemimpinnya adalah kekuatan yang tidak stabil di wilayah tersebut.