Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
NEW YORK. Perusahaan broker terbesar dunia Morgan Stanley meraup laba bersih sebesar US$ 836 juta atau setara dengan 41 sen per saham pada akhir 2010. Perolehan ini naik 35% dibanding laba kuartal empat 2009 yang sebesar US$ 617 juta atau 29 sen per saham.
Sayang, kinerja tersebut jauh dibawah ekspektasi analis. Penyebabnya, keuntungan atas penjualan saham China International Capital Corp yang masuk dalam laba operasional hanya sebesar 17%. Jika sesuai dengan perkiraan 13 Analis yang disurvei Bloomberg, keuntungan tersebut mencapai 28%.
Chief Executive Officer Morgan Stanley James Gorman mengatakan, perusahaannya kembali mencari cara dalam meningkatkan performa kinerja. Apalagi setelah pasar menilai Goldman Sachs Group Inc dan sebagian besar para pesaingnya dalam posisi underperform.
Paska krisis tahun 2008, Morgan Stanley sangat bergantung pada 18.000 perusahaan broker. Namun hingga saat ini broker tersebut belum mampu menarik investor dalam skala besar kembali bertransaksi di pasar saham. Walhasil, jumlah nasabah turun hingga 8,1% pada 2010.
"Mereka memerlukan jeda sesaat dan bekerja diluar permasalahan yang sempat menekan beberapa tahun lalu," ujar di Douglas Ciocca, Managing Director Renaissance Financial Corp di Leawood, Kansas.
Harga saham Morgan Stanley turun US$ 1 atau 3,5% menjadi US$ 27,75 di perdagangan New York Stock Exchange kemarin (19/1). Tapi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, saham Morgan Stanley sudha naik 2%.