kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dilema China dalam konflik panas Amerika Serikat versus Iran


Selasa, 07 Januari 2020 / 15:11 WIB
Dilema China dalam konflik panas Amerika Serikat versus Iran
ILUSTRASI. Prosesi pemakaman komandan militer Iran Qassem Soleimani dalam serangan udara Amerika Serikat (AS).


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

Senin (6/1), AS menuduh China berpihak dengan Rusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memblokir resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk serangan terhadap kedutaan besar AS di Baghdad. Irak.

China seperti menghadapi dilema, terutama karena Presiden China Xi Jinping berusaha untuk membungkus kesepakatan perdagangan awal dengan Trump pada bulan ini.

Baca Juga: Tak cuma kekuatan militer, Iran bisa balas dendam ke Amerika lewat serangan siber

Sisi lain, China telah meningkatkan kerjasama militer dengan Rusia dan memperluas hubungan dengan Iran.

China juga bergantung pada Iran pesaing Arab Saudi sebagai pemasok top minyak asing.

“China terjebak dalam dilema di mana tidak ingin memprovokasi pemerintahan Trump, namun memiliki kemitraan strategis dengan Rusia dan memiliki kepentingan sendiri dipertaruhkan di Iran,” kata Shi Yinhong, penasihat kabinet China dan juga profesor hubungan internasional di Renmin University di Beijing.

“Saya berharap, pemerintah China untuk tetap nada ringan, menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri dari ketegangan yang meningkat,” imbuhnya seperti dikutip Bloomberg.

Baca Juga: Harga emas terkoreksi setelah melonjak karena ketegangan geopolitik Timur Tengah

China dan Rusia telah meningkatkan hubungan militer dalam beberapa tahun terakhir, melakukan latihan angkatan laut bersama setiap tahun dan koordinasi kebijakan keamanan di seluruh Asia melalui Organisasi Kerjasama Shanghai.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×