Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Senin (6/1), AS menuduh China berpihak dengan Rusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memblokir resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk serangan terhadap kedutaan besar AS di Baghdad. Irak.
China seperti menghadapi dilema, terutama karena Presiden China Xi Jinping berusaha untuk membungkus kesepakatan perdagangan awal dengan Trump pada bulan ini.
Baca Juga: Tak cuma kekuatan militer, Iran bisa balas dendam ke Amerika lewat serangan siber
Sisi lain, China telah meningkatkan kerjasama militer dengan Rusia dan memperluas hubungan dengan Iran.
China juga bergantung pada Iran pesaing Arab Saudi sebagai pemasok top minyak asing.
“China terjebak dalam dilema di mana tidak ingin memprovokasi pemerintahan Trump, namun memiliki kemitraan strategis dengan Rusia dan memiliki kepentingan sendiri dipertaruhkan di Iran,” kata Shi Yinhong, penasihat kabinet China dan juga profesor hubungan internasional di Renmin University di Beijing.
“Saya berharap, pemerintah China untuk tetap nada ringan, menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri dari ketegangan yang meningkat,” imbuhnya seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga: Harga emas terkoreksi setelah melonjak karena ketegangan geopolitik Timur Tengah
China dan Rusia telah meningkatkan hubungan militer dalam beberapa tahun terakhir, melakukan latihan angkatan laut bersama setiap tahun dan koordinasi kebijakan keamanan di seluruh Asia melalui Organisasi Kerjasama Shanghai.