Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – GAZA/NEW YORK. Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga bantuan yang didukung Amerika Serikat (AS), menghentikan seluruh distribusi bantuan pada Rabu (4/6) setelah insiden berdarah yang menewaskan sedikitnya 27 warga Palestina di dekat salah satu lokasi distribusi mereka.
GHF menyatakan penghentian ini dilakukan sebagai bentuk protes sekaligus permintaan kepada militer Israel untuk memperketat protokol keselamatan warga sipil di sekitar perimeter militer.
“Prioritas utama kami tetap pada keselamatan dan martabat warga sipil penerima bantuan,” ujar juru bicara GHF.
Baca Juga: Penyaluran Bantuan Gaza Kembali Makan Korban, 27 Tewas Ditembak Tentara Israel
Insiden pada Selasa (3/6) terjadi di luar zona distribusi GHF, namun menimbulkan kepanikan massal.
Warga yang menerima kotak bantuan menggambarkan kekacauan tanpa pengawasan, tanpa pemeriksaan identitas, dan penuh desakan.
Militer Israel mengklaim menembaki sekelompok orang yang dianggap mengancam. Komite Palang Merah Internasional menyebutkan sedikitnya 27 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
PBB Voting Resolusi Gencatan Senjata Hari Ini
Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dijadwalkan akan menggelar pemungutan suara pada Rabu waktu New York atas draf resolusi gencatan senjata permanen di Gaza.
Baca Juga: PBB: Gaza Jadi Wilayah Paling Lapar di Dunia Akibat Blokade Bantuan oleh Israel
Draf tersebut, yang disusun oleh 10 anggota tidak tetap DK PBB, menuntut gencatan senjata segera dan tanpa syarat, pembebasan seluruh sandera, serta penghapusan seluruh pembatasan pengiriman dan distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza.
Namun, belum jelas apakah AS yang memiliki hak veto akan mendukung atau memblokir resolusi tersebut.
“Kami belum bisa mengungkapkan sikap saat ini,” kata juru bicara misi AS di PBB.
Model Bantuan GHF Dikritik, Netralitas Dipertanyakan
Model distribusi bantuan GHF yang baru dibentuk sepekan lalu menjadi sorotan tajam. PBB dan sejumlah lembaga kemanusiaan besar menolak bekerja sama dengan GHF karena dinilai tidak netral dan terlalu "militeristik".
Baca Juga: AS Usulkan Gencatan Senjata Selama 60 Hari untuk Gaza
GHF menggandeng kontraktor logistik dan keamanan swasta asal AS untuk mendistribusikan bantuan.
Sejauh ini, GHF mengklaim telah menyalurkan lebih dari 7 juta makanan dari tiga titik distribusi "aman".
Namun, kekacauan dan jatuhnya korban justru menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dan risiko pendekatan tersebut.
“Warga sipil mempertaruhkan nyawa mereka hanya untuk mendapatkan makanan. Ini tidak bisa diterima,” tegas juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Situasi Gaza Kian Memburuk, Potensi Kelaparan Semakin Nyata
Sejak dimulainya konflik pada Oktober 2023, lebih dari 54.000 warga Palestina tewas, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Baca Juga: Jerman Ancam Tindakan Terhadap Israel Terkait Konflik di Gaza
Sementara Israel menyebutkan 1.200 warganya tewas dan sekitar 250 sandera dibawa ke Gaza dalam serangan Hamas.
Blokade 11 pekan yang baru saja dicabut membuat bantuan hanya mengalir dalam jumlah kecil.
PBB memperingatkan bahwa seluruh populasi Gaza yang mencapai 2,1 juta jiwa kini berada dalam ancaman kelaparan.