Sumber: Russia Today | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - NEW YORK – Rusia dengan tegas menolak aspirasi Jerman dan Jepang untuk mendapatkan kursi tetap di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Pernyataan Rusia tersebut disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, dalam wawancara dengan saluran televisi Russia 24 pada Jumat (3/1).
"Jerman dan Jepang tidak akan pernah mendapatkan kursi tetap di Dewan Keamanan. Kami telah menyatakan hal ini secara langsung," tegas Nebenzia.
Baca Juga: Militer Rusia Sebut Wartawan Tewas dalam Serangan Drone di Ukraina Timur
Diskusi mengenai reformasi DK PBB kembali mengemuka di awal tahun ini. Namun, Nebenzia menyebut bahwa beberapa usulan reformasi terkesan “naif dan tidak realistis.”
Reformasi Dewan Keamanan PBB memerlukan persetujuan dari seluruh lima anggota tetap yang memiliki hak veto—Rusia, China, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis—serta dua pertiga dari seluruh negara anggota PBB. Aturan ini diatur dalam Pasal 108 Piagam PBB.
Nebenzia menegaskan, reformasi apapun harus didukung mayoritas negara anggota. Ia juga mengkritik upaya negara-negara Barat yang mendukung masuknya Jerman dan Jepang sebagai anggota tetap, seraya mengingatkan bahwa Dewan Keamanan harus lebih inklusif terhadap negara-negara berkembang.
Pandangan Inggris
Inggris sebelumnya mendukung penambahan kursi tetap untuk Jerman, Jepang, India, Brasil, serta perwakilan dari Afrika.
Namun, Rusia memiliki pandangan berbeda. Tahun lalu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan dukungan terhadap perluasan Dewan Keamanan yang lebih berorientasi pada negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, atau yang dikenal sebagai negara Global South.
"Kami mendukung perluasan Dewan Keamanan PBB untuk memasukkan negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin,” kata Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia.
Baca Juga: AS Veto Resolusi Gencatan Senjata Gaza di Dewan Keamanan PBB
Dewan Keamanan PBB terdiri dari lima anggota tetap dan sepuluh anggota tidak tetap yang dipilih secara bergilir setiap dua tahun.
Pada Kamis (2/1), Denmark, Yunani, Pakistan, Panama, dan Somalia resmi terpilih sebagai anggota tidak tetap baru, bergabung dengan Aljazair, Guyana, Korea Selatan, Sierra Leone, dan Slovenia.
Reformasi DK PBB menjadi isu yang terus diperdebatkan mengingat pentingnya lembaga tersebut dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
Dengan dominasi negara-negara Barat, seruan untuk memberikan representasi lebih kepada negara-negara berkembang semakin menguat, terutama dari kawasan Global South yang merasa kurang terwakili dalam pengambilan keputusan global.