Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JERUSALEM. Kabinet keamanan Israel menyetujui rencana perluasan bertahap ofensif militer terhadap kelompok Hamas di Jalur Gaza.
Keputusan ini dilaporkan oleh penyiar publik Israel, Kan, pada Senin (5/5), mengutip sumber yang mengetahui rincian rapat.
Langkah ini menandai eskalasi terbaru dalam konflik yang telah berlangsung sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Iran Bakal Membalas jika AS atau Israel Menyerang
Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir mengatakan bahwa pihak militer telah mulai mengirimkan puluhan ribu surat panggilan untuk pasukan cadangan guna memperluas operasi di Gaza.
"Kami terus meningkatkan tekanan dengan tujuan membebaskan para sandera dan menumpas Hamas," ujar Zamir dalam pernyataan resmi kepada pasukannya.
Dalam sebuah pernyataan video yang diunggah ke platform X pada Minggu malam, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan bahwa dirinya telah menggelar pertemuan kabinet keamanan untuk membahas "tahap berikutnya" dari operasi militer.
Pernyataan itu disampaikan beberapa jam setelah serpihan rudal yang diluncurkan oleh kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman jatuh di dekat Bandara Ben Gurion, pintu gerbang utama Israel.
Baca Juga: Houthi yang Didukung Iran Luncurkan Dua Rudal ke Arah Israel
Israel kembali melanjutkan operasi darat di Gaza sejak Maret lalu, setelah gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS) runtuh. Gencatan senjata sebelumnya telah menahan pertempuran selama dua bulan.
Situs berita Israel Ynet melaporkan bahwa kabinet keamanan juga menyetujui rencana baru untuk distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza.
Namun belum ada kejelasan kapan bantuan akan mulai masuk ke wilayah kantong yang kini dikuasai sekitar sepertiga oleh Israel.
Blokade bantuan yang diberlakukan sejak Maret telah memicu tekanan internasional terhadap Israel, terutama karena semakin parahnya krisis kemanusiaan di Gaza.
Israel beralasan bahwa Hamas menyita bantuan yang ditujukan untuk warga sipil dan mengalihkannya bagi keperluan militer atau menjualnya secara ilegal. Tuduhan ini dibantah oleh Hamas.
Baca Juga: Israel Menyalahkan Palestina atas Kebakaran Hutan di Perbukitan Yerusalem
Kampanye militer Israel di Gaza diluncurkan sebagai respons atas serangan Hamas yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 warga pada Oktober 2023 — serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.
Sejak itu, lebih dari 52.000 warga Palestina dilaporkan tewas menurut otoritas kesehatan di Gaza, dan sebagian besar wilayah Gaza porak poranda, memaksa 2,3 juta penduduknya bergantung pada bantuan yang kian menipis.