Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan baru-baru ini menerima tuduhan serius dari China. Stasiun televisi nasional China menayangkan penangkapan seorang akademisi yang mengaku sebagai mata-mata Taiwan.
Hari Senin (12/10), kanal televisi pemerintah China menayangkan seorang warga Taiwan yang mereka sebut telah mengaku sebagai mata-mata. Sosok yang disebut sebagai mata-mata Taiwan ini bernama Cheng Yu-chin, sebelumnya mengajar di Republik Cek.
Laporan tersebut mengatakan, Cheng sebelumnya bekeja sebagai asisten Cho Jung-tai, tokoh yang pernah menajdi ketua Partai Progresif Demokratik (DPP) Taiwan yang berkuasa.
Reuters melaporkan, Cheng ditangkap pada April tahun lalu, dan muncul kembali dalam pemberitaan nasional sebagai mata-mata Taiwan.
Baca Juga: Taiwan habiskan ratusan juta dolar tahun ini, hanya demi melawan China
Melihat pemberitaan tersebut, Cho Jung-tai dan DPP menyatakan, Cheng tidak pernah bekerja untuk mereka. Bahkan, dalam laman Facebook pribadinya, Cho menegaskan, dia tidak mengenal Cheng.
"Berita ini jelas merupakan pemberitaan yang salah," ungkap Cho melalui akun Facebook pribadinya seperti dikutip Reuters.
Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan dalam pernyataan terpisah, mereka dan Straits Exchange Foundation, badan semi-resmi yang menangani beberapa hubungan dengan China, telah dihubungi oleh sejumlah anggota keluarga untuk meminta bantuan.
Dewan tersebut mengutuk China karena menampilkan Cheng di tayangan TV nasional untuk membuat pengakuan di hadapan publik. Mereka menganggap China mencoba menjebak orang karena memata-matai.
Tidak hanya Taiwan, kelompok aktivis HAM dan sejumlah negara Barat juga menyatakan kemarahannya atas tindakan China yang memaksa seorang yang diduga mata-mata untuk mengaku di layar kaca.