kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diversifikasi bisnis setelah bisnis gim meredup (3


Sabtu, 18 November 2017 / 09:00 WIB
Diversifikasi bisnis setelah bisnis gim meredup (3


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Shanda Interactive, perusahaan yang didirikan Chen Tianqiao, pernah menjadi perusahaan gim terbesar di China pada masa jayanya. Saat, raksasa internet lain seperti Alibaba dan Tencent belum seperti sekarang ini. Terlebih lagi, gangguan kesehatan yang mendera Chen menyebabkan dirinya harus mengurangi aktivitas. Dua perusahaannya pun akhirnya delisting dari bursa saham Amerika Serikat (AS), dan memilih melantai di bursa saham China dengan sejumlah pertimbangan.

Shanda Interactive Entertainment pernah menjadi perusahan internet terbesar di China pada dekade lalu. Berkembangnya bisnis perusahaan gim tersebut, menyebabkan sang pendiri yakni Chen Tianqiao yang merupakan pengusaha keturunan China-Singapura ini sukses menjadi miliarder sejak umur 30 tahun.

Bisa dibilang Shanda merupakan salah satu perusahaan internet China terbesar pada saat itu, sebelum dilibas kehadiran Alibaba dan Tancent. Berdiri pada tahun 1999, perusahaan gim ini berjaya karena beberapa produknya banyak dimainkan oleh gamers online di sejumlah negara.

Shanda sempat melantai di bursa Amerika Serikat (AS) pada 2004. Lalu menyusul anak usahanya, Shanda Games lima tahun berselang. Karena sejumlah alasan, pada tahun 2012 Chen memutuskan men-delisting Shanda dari keanggotaan bursa saham Nasdaq di AS. Sejurus kemudian, Chen juga melakukan buy back (membeli kembali) saham Shanda Games.

Salah satu alasan delisting Shanda lantaran Chen ingin perusahaan itu melantai di bursa China. Pertimbangan lain adalah kesehatan Chen yang sempat memburuk.

Masalah kesehatan Chen terdeteksi kala dirinya melakukan perjalanan bisnis dari Shanghai ke Beijing pada tahun 2004. Awalnya Chen mengira dirinya menderita serangan jantung, karena pria yang kala itu berumur 44 tahun tersebut merasakan nyeri luar biasa di dadanya.

Namun hasil diagnosa dokter menyebut dirinya mengalami serangan penyakit panik (panic attack). Setelah serangan penyakit pertamanya itu, Chen ingin mengurangi aktivitas bisnis dan lebih peduli pada kesehatannya.

Mengutip The Straits Times, karena dukungan keluarga dan orang terdekat akhirnya Chen bisa kembali lagi menjalankan bisnis. Setelah tahun 2004, Shanda melancarkan diversifikasi dengan masuk ke beberapa sektor bisnis.

Mulai getol lagi dalam berbisnis, lima tahun kemudian atau tepatnya pada 2009, Chen kembali diserang serangan penyakit yang sama. Serangan kedua ini lebih sakit dan durasi waktunya cukup lama.

Serangan kedua ini membuat Chen secara emosional cukup tertekan. Saat itu, Chen melihat beberapa perusahan internet China seperti Tancent, Alibaba dan Baidu sedang bersaing untuk memperebutkan pasar yang belum dimasuki oleh Shanda.

Keluarganya yang memang sangat peduli dengan penyakit yang dideritanya, kemudian menyarankan agar Chen pindah ke Singapura untuk menenangkan diri dan untuk berobat. Pada tahun 2010, Chen memutuskan hijrah ke Singapura.

Setelah tahun 2012, Chen memutuskan untuk melakukan delisting saham Shanda senilai US$ 2,3 miliar. Dia juga menjual saham Shanda Games dan hengkang dari manajemen.

Pada era tersebut, di bidang gim internet, Shanda sudah ketinggalan jauh dari beberapa rivalnya yang saat itu sudah memindahkan platform dari personal computer (PC) ke telepon pintar alias smartphone.

Di beberapa tahun terakhir ini, Chen tercatat fokus mengembangkan bisnis dibidang kesehatan otak. Salah satu realisasi Chen di bisnis ini adalah mendanai beberapa perusahaan rintisan (startup) terkait kesehatan otak.

Beberapa perusahaan rintisan yang sudah didanai oleh Chen diantaranya perusahaan startup asal Israel yang bernama ElMindA. Perusahaan rintisan tersebut menjalankan usaha untuk mencegah penyakit otak seperti Alzheimer Parkinson.

Tercatat sejak berdiri, Shanda sudah membenamkan banyak investasi kepada ratusan perusahaan startup di seluruh dunia.     

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×