Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara itu, pihak administrator sekolah menimbang risiko membuka kembali gedung mereka untuk siswa dan staf karena kasus virus corona di AS telah mencapai 3 juta minggu ini. Beberapa universitas telah mengumumkan rencana pengajaran khusus online, sementara sekolah yang lain dapat mengubah kalender mereka.
Sekolah-sekolah New York City, distrik sekolah umum terbesar di negara itu, mengumumkan rencana hibrida yang menggabungkan cara pembelajaran lewat tatap muka dan online.
Baca Juga: Trump mau 'deportasi' mahasiswa asing, universitas AS bingung tujuh keliling
Reuters memberitakan, Trump menuduh Demokrat mengeksploitasi pandemi untuk keuntungan politik dengan menolak pembukaan kembali sekolah dan bisnis untuk memukul perekonomian AS dan prospek pemilihan ulang Trump. Padahal, para pakar kesehatan memperingatkan dampak serius terhadap pelonggaran pembatasan yang terlalu cepat.
"Terlalu banyak universitas dan sistem sekolah tentang Indoktrinasi Kiri Radikal, bukan Pendidikan," kata Trump dalam sebuah posting Twitter pada hari Jumat. “Karena itu, saya memberi tahu Departemen Keuangan untuk memeriksa kembali Status Bebas Pajak dan / atau Pendanaan mereka, yang akan diambil jika Propaganda atau Undang-Undang Menentang Kebijakan Publik ini berlanjut. Anak-anak kita harus Dididik, bukan diindoktrinasi! ”
Baca Juga: Kasus corona tembus 3 juta, Trump tetap 'memaksa' sekolah di AS dibuka kembali
Belum jelas bagaimana Departemen Keuangan dapat membatasi dana sekolah. Hingga saat ini, Reuters belum mendapatkan jawaban dari Departemen Keuangan atas isu ini. Sebagian besar dana sekolah dasar dan menengah adalah lokal.
Gubernur Ohio Mike DeWine pada hari Jumat mengatakan pemerintah lokal akan memutuskan rencana terbaik untuk sekolah di negaranya.
"Apa yang kita lakukan pada musim gugur ... akan sangat tergantung pada apa yang kita lakukan dalam 30 hari ke depan," katanya kepada CNN.
"Kami tidak akan diganggu atau diancam oleh presiden," kata Larry Hogan dari Maryland, gubernur Partai Republik lainnya, kepada MSNBC minggu ini.