Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Dolar Amerika Serikat (AS) menguat ke level tertinggi dalam lebih dari dua pekan terhadap yen Jepang pada awal perdagangan Senin (27/10/2025), di tengah pekan yang penuh dengan agenda penting, mulai dari negosiasi dagang global hingga rapat bank sentral utama dunia.
Presiden AS Donald Trump memulai kunjungan ke Jepang pada Senin ini dan dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri baru Jepang, Sanae Takaichi, pada Selasa (28/10).
Setelah itu, Trump akan berhadapan langsung dengan Presiden China Xi Jinping pada Kamis (30/10) untuk memutuskan kerangka kesepakatan dagang yang telah disusun oleh pejabat kedua negara sehari sebelumnya.
Baca Juga: Tarif dan Rare Earths Jadi Titik Temu Baru AS–China di Tengah Ketegangan Dagang
Sementara itu, pasar juga menantikan keputusan kebijakan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), yang diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya setelah data inflasi AS menunjukkan perlambatan pada Jumat lalu.
“Ke depan, kami memperkirakan penguatan dolar masih akan berlanjut dalam jangka pendek. Pasar sudah sepenuhnya memperhitungkan pemangkasan suku bunga The Fed untuk pertemuan Oktober dan Desember,” ujar Mahjabeen Zaman, Kepala Riset Valas ANZ Bank dalam sebuah podcast.
“Jika komunikasi The Fed nanti bersifat hati-hati, hal itu justru akan memperkuat dolar AS,” tambahnya.
Pada perdagangan Senin, dolar AS menguat 0,2% ke level ¥153,12 tertinggi sejak 10 Oktober. Indeks dolar, yang mengukur kinerja dolar terhadap sejumlah mata uang utama, relatif stabil di posisi 98,94.
Baca Juga: Bomber Nuklir China Terbang Dekat Taiwan, Tegang Jelang Pertemuan Trump–Xi
Sementara itu, euro bergerak stabil di US$1,1628, dan sempat menguat terhadap yen hingga mencapai level tertinggi sepanjang masa di ¥178,13. Pound sterling naik tipis 0,05% ke US$1,3316.
Mata uang Australia dan Selandia Baru juga menguat seiring kenaikan pasar saham Asia. Dolar Australia naik 0,3% ke US$0,6535 dan dolar Selandia Baru menguat 0,2% ke US$0,5761.
Di pasar kripto, Bitcoin menguat 1,4% ke US$114.921,04, sedangkan Ether naik 2,5% ke US$4.167,08.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut pembicaraan dagang antara AS dan China di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur berhasil menghilangkan ancaman tarif 100% terhadap impor China yang semula dijadwalkan berlaku pada 1 November.
Bessent juga mengungkapkan bahwa China berencana menunda penerapan kebijakan izin ekspor logam tanah jarang (rare earths) dan magnet selama satu tahun untuk meninjau ulang kebijakan tersebut.
Trump dan Xi dijadwalkan menandatangani kesepakatan dagang pada Kamis (30/10) di sela pertemuan KTT APEC di Gyeongju, Korea Selatan.
Baca Juga: Imbas Copilot, Microsoft Dituding Menipu 2,7 Juta Pelanggan di Australia
Fokus Pasar ke Keputusan The Fed
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dari kisaran 4%–4,25% pada Rabu (29/10), seiring dengan meredanya tekanan inflasi.
Dengan pemangkasan tersebut yang sudah diantisipasi pasar, pelaku keuangan kini lebih menunggu arah kebijakan jangka menengah yang akan disampaikan Ketua The Fed Jerome Powell.
Pasar memperkirakan masih ada satu kali pemangkasan tambahan pada pertemuan bulan Desember mendatang.
Di sisi lain, bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) diperkirakan belum akan mengubah suku bunga acuannya dalam rapat 29–30 Oktober, meskipun pemerintah Takaichi mendorong kebijakan moneter yang mendukung pertumbuhan upah dan inflasi yang berkelanjutan.













