Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sejumlah mata uang utama pada perdagangan Senin (28/7/2025), setelah AS dan Uni Eropa (UE) mencapai kesepakatan tarif yang meredakan kekhawatiran atas potensi perang dagang global.
Selain itu, pelaku pasar juga mencermati rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) dan Bank of Japan (BOJ) yang dijadwalkan pekan ini.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen bertemu di Skotlandia pada Minggu (27/7/2025) dan menyepakati kerangka kerja tarif baru.
Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Melemah 0,17% ke Rp 16.348 per Dolar AS pada Senin (28/7) Siang
Berdasarkan kesepakatan tersebut, tarif impor atas barang-barang UE akan dikenakan sebesar 15%, atau separuh dari ancaman tarif 30% yang sebelumnya direncanakan berlaku mulai 1 Agustus.
Kesepakatan ini menyusul tercapainya perjanjian serupa antara AS dan Jepang pekan lalu.
Sementara itu, pejabat ekonomi tinggi AS dan China dijadwalkan kembali bertemu di Stockholm, Swedia, Senin ini (28/7), guna memperpanjang masa gencatan dagang selama tiga bulan ke depan dan mencegah kenaikan tajam tarif tambahan.
Merespons kabar tersebut, euro sempat naik di awal sesi Asia, namun kemudian berbalik melemah 0,4% ke posisi US$ 1,1693.
Pelaku pasar kini menilai bahwa meredanya tensi dagang justru memperkuat daya tarik dolar AS dibandingkan mata uang utama lainnya.
“Kami melihat suasana negosiasi dagang AS membaik, menyusul tercapainya kesepakatan dengan Jepang dan UE,” ujar Paul Mackel, Kepala Riset Valas Global HSBC.
“Jika lebih banyak kesepakatan serupa dicapai, ini bisa mengurangi ketidakpastian kebijakan yang sebelumnya membebani dolar. Faktor lain seperti selisih imbal hasil obligasi bisa kembali jadi pendorong utama.”
Baca Juga: Rebound Dolar AS Diprediksi Sementara, Penguatan Rupiah Tetap Terbatas
Sebelumnya, dolar AS sempat mengalami tekanan signifikan pada awal tahun ini, terutama terhadap euro, seiring kekhawatiran bahwa tarif yang tinggi akan melemahkan ekonomi AS dan mendorong investor mengalihkan aset dari dolar.
Namun saat ini, penguatan euro tidak lagi mencerminkan sepenuhnya selisih imbal hasil antara obligasi pemerintah AS dan zona euro.
Pada saat yang sama, euro juga melemah terhadap yen Jepang dan pound sterling. Euro sempat menyentuh level tertinggi satu tahun terhadap yen dan tertinggi dua tahun terhadap pound di awal sesi perdagangan.
Dolar AS tercatat naik 0,15% terhadap yen ke level ¥147,83, sedangkan pound Inggris melemah 0,13% ke US$ 1,3428.
Dengan meredanya kekhawatiran atas dampak ekonomi dari tarif tinggi, perhatian investor kini beralih ke laporan kinerja keuangan emiten dan hasil rapat kebijakan moneter The Fed dan BOJ.
Kedua bank sentral tersebut diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga pada pertemuan pekan ini.
Baca Juga: Donald Trump Umumkan Tarif 15% untuk Uni Eropa
Namun, pelaku pasar akan mencermati pernyataan lanjutan untuk menangkap sinyal arah kebijakan ke depan.
Investor juga akan menantikan reaksi Presiden Trump terhadap keputusan The Fed.
Sebelumnya, Trump dilaporkan sempat mempertimbangkan untuk memecat Ketua The Fed Jerome Powell akibat kekecewaannya terhadap kebijakan suku bunga, namun akhirnya mengurungkan niat tersebut karena khawatir akan menimbulkan gejolak pasar.
Sementara itu, di pasar kripto, harga Ethereum melonjak 1,7% dan sempat menyentuh US$ 3.940,25, level tertinggi sejak Desember 2024.