Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dolar Amerika Serikat (AS) melemah mendekati posisi terendah dalam sepekan terhadap sejumlah mata uang utama pada Rabu (29/10/2025), menjelang keputusan pemangkasan suku bunga yang diperkirakan akan dilakukan oleh Federal Reserve (The Fed) malam ini.
Greenback juga kehilangan momentum terhadap yen Jepang setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengisyaratkan bahwa pemerintahan baru Jepang membuka peluang bagi Bank of Japan (BOJ) untuk menaikkan suku bunga, menjelang keputusan kebijakan bank sentral tersebut pada Kamis.
Baca Juga: Chip AI Melesat! SK Hynix Cetak Laba Fantastis, Kalahkan Kompetitor
Sementara itu, dolar Australia berbalik menguat 0,3% menjadi US$0,6604 setelah data inflasi konsumen (CPI) yang lebih tinggi dari perkiraan menimbulkan keraguan terhadap potensi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Australia pekan depan.
“Fokus utama pasar akan tertuju pada panduan yang diberikan Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi persnya,” kata analis Capital.com, Kyle Rodda.
“Ekspektasi pelonggaran sudah sangat besar, dengan pemangkasan Desember hampir sepenuhnya diantisipasi pasar. Setiap pernyataan yang menyimpang dari itu bisa memicu volatilitas,” tambahnya.
Para pelaku pasar valuta asing juga memantau pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan berlangsung Kamis di Korea Selatan.
Pertemuan ini diharapkan menghasilkan kerangka kesepakatan yang dapat menunda tarif impor tambahan AS dan pembatasan ekspor mineral tanah jarang dari China.
Baca Juga: Trump Beri Tarif Nol Persen untuk Produk Sawit, Karet, dan Kakao Malaysia
Indeks dolar AS, yang mengukur kinerja dolar terhadap enam mata uang utama, bergerak stabil di level 98,681 setelah turun 0,1% pada Selasa, penurunan dua hari berturut-turut.
Dolar AS melemah 0,2% menjadi 151,84 yen, melanjutkan penurunan hari sebelumnya setelah Bessent menulis di platform X bahwa “kesediaan pemerintah Jepang untuk memberi ruang kebijakan kepada BOJ akan menjadi kunci menjaga ekspektasi inflasi dan menghindari volatilitas nilai tukar yang berlebihan.”
Bessent, yang berada di Jepang bersama Trump untuk melakukan pembicaraan dengan pemerintahan baru Perdana Menteri Sanae Takaichi, sebelumnya berulang kali mengkritik BOJ atas lambatnya kenaikan suku bunga.
Takaichi, yang dikenal berpandangan dovish secara fiskal dan moneter, meminta BOJ mempertahankan kebijakan moneter longgar, meski menegaskan keputusan suku bunga sepenuhnya berada di tangan bank sentral.
BOJ diperkirakan akan menahan suku bunga pada akhir pertemuan dua harinya Kamis ini, dengan fokus investor tertuju pada sinyal kemungkinan kenaikan pada pertemuan berikutnya di Desember.
Sementara itu, The Fed secara luas diperkirakan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin malam ini.
Baca Juga: Inflasi Inti Australia Melonjak Kuartal III, Peluang Pemangkasan Suku Bunga Menipis
Pasar akan mencermati apakah ekspektasi tinggi terhadap pemangkasan lanjutan di Desember mendapat konfirmasi dari Powell.
Bank Sentral Eropa (ECB) juga dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan pada Kamis dan diperkirakan mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Di sisi lain, euro bergerak stabil di US$1,1655, sementara pound sterling naik tipis 0,1% menjadi US$1,3278.













