Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) stabil pada perdagangan Kamis (18/9/2025) pagi, setelah sempat anjlok ke level terendah dalam 3,5 tahun lalu rebound tajam.
Pergerakan ini mencerminkan kegamangan pelaku pasar terhadap sinyal kebijakan Federal Reserve (The Fed) terkait arah pemangkasan suku bunga.
Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,23% ke Rp 16.475 per Dolar AS pada Kamis (18/9/2025) Pagi
Pada Rabu (17/9), The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin sesuai ekspektasi, sekaligus memberi indikasi bahwa pemangkasan lanjutan akan dilakukan secara bertahap sepanjang tahun ini.
Ketua The Fed Jerome Powell menyebut langkah tersebut sebagai upaya manajemen risiko menghadapi pelemahan pasar tenaga kerja, namun menegaskan bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru melonggarkan kebijakan.
Indeks dolar AS sempat jatuh ke level 96,224, terendah sejak Februari 2022 setelah pengumuman The Fed.
Namun, kemudian bangkit dan menguat hingga 0,44% ke posisi 97,074. Pada Kamis pagi, indeks dolar kembali naik tipis ke 97,095.
Dot plot terbaru The Fed memproyeksikan tambahan pemangkasan 50 basis poin dalam dua pertemuan kebijakan tersisa tahun ini, sementara untuk 2026 hanya satu kali pemangkasan.
“Revisi proyeksi ini menegaskan ketidakpastian yang masih tinggi terkait prospek ekonomi,” ujar Elliot Clarke, Kepala Ekonomi Internasional Westpac.
Baca Juga: Harga Emas Turun Tipis ke US$ 3.653 Kamis (18/9) Pagi, Tertekan Penguatan Dolar
Pergerakan mata uang utama
Euro bertahan di US$1,1809 setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak Juni 2021 di US$1,19185.
Poundsterling melemah 0,13% ke US$1,3612 usai sempat melonjak ke US$1,3726. Bank of England diperkirakan mempertahankan suku bunga di level 4% dalam keputusan kebijakan Kamis malam, menyusul inflasi Inggris Agustus yang tercatat 3,8%.
Yen Jepang diperdagangkan di 147,115 per dolar, setelah sempat menguat ke level terkuat sejak 7 Juli di 145,495.
Bank of Japan diperkirakan belum akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Jumat ini, meski pasar menilai ada peluang kenaikan 25 bps sebelum Maret 2026.
Baca Juga: Dolar AS Melemah Seiring Rencana Penurunan Fed Rate, Begini Dampaknya ke Rupiah
Tekanan di mata uang komoditas
Dolar Selandia Baru terpuruk 0,9% ke level terendah sejak 8 September di US$0,5911. Produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2025 turun 0,9%, jauh di bawah perkiraan penurunan 0,3%.
Westpac pun merevisi ekspektasi pemangkasan suku bunga Reserve Bank of New Zealand bulan depan menjadi 50 bps.
Dolar Australia melemah 0,23% ke US$0,6639 setelah data resmi menunjukkan penurunan lapangan kerja sebesar 5.400 pada Agustus, berlawanan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 21.500.
Sementara itu, dolar Kanada menguat tipis 0,08% ke C$1,3785 setelah Bank of Canada memangkas suku bunga 25 bps ke level terendah tiga tahun, sejalan ekspektasi pasar.