Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Nilai tukar dolar AS melemah terhadap euro dan franc Swiss pada Senin (30/6), seiring pasar mencerna prospek lonjakan defisit anggaran pemerintah AS serta ketidakpastian seputar kesepakatan perdagangan dengan mitra dagang utama.
Partai Republik di Senat AS berupaya mendorong pengesahan RUU pemotongan pajak dan belanja besar-besaran yang diajukan Presiden Donald Trump.
Meskipun muncul perpecahan internal terkait dampaknya terhadap utang nasional yang diperkirakan membengkak sebesar US$3,3 triliun.
Baca Juga: Dolar AS Tertekan, Prospek Reksadana Offshore Disokong Pasar Non-AS
Dolar turun 0,49% terhadap franc Swiss menjadi 0,795, sementara euro naik 0,21% terhadap dolar menjadi US$1,1746.
Sepanjang bulan ini, dolar melemah 3,4% terhadap franc, dan euro menguat 3,4% terhadap dolar.
"Sentimen pelemahan dolar dipicu oleh potensi lonjakan defisit anggaran AS, ditambah dengan ketidakpastian yang terus berlanjut soal kesepakatan tarif," ujar Eugene Epstein, Kepala Divisi Structuring North America di Moneycorp, New Jersey.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa negara-negara mitra dagang masih berpotensi menghadapi lonjakan tarif pada 9 Juli, meski tengah bernegosiasi secara konstruktif.
Menurutnya, keputusan untuk memperpanjang tenggat tarif akan sepenuhnya berada di tangan Trump.
Baca Juga: Pelemahan Dolar AS Buka Peluang, Reksadana Offshore Tetap Menarik di Kuartal II-2025
Bessent juga mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dan Tiongkok telah menyelesaikan sejumlah isu terkait ekspor mineral tanah jarang dan magnet dari China ke AS, sebagai bagian dari revisi kesepakatan dagang yang sebelumnya dicapai pada Mei di Jenewa.
“Kita sempat mendapat kabar positif dari Uni Eropa, dan muncul harapan kesepakatan dagang baru. Tapi kemudian, Trump tiba-tiba berubah sikap terhadap Kanada pada Jumat lalu,” kata Epstein.
Terhadap yen Jepang, dolar turun 0,28% menjadi 144,24, dan diperkirakan akan menutup bulan tanpa perubahan signifikan terhadap mata uang Asia tersebut.