kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.258   105,02   1,29%
  • KOMPAS100 1.149   19,60   1,74%
  • LQ45 827   20,83   2,58%
  • ISSI 291   3,47   1,21%
  • IDX30 433   10,72   2,54%
  • IDXHIDIV20 494   12,75   2,65%
  • IDX80 128   2,73   2,18%
  • IDXV30 137   2,62   1,95%
  • IDXQ30 138   3,33   2,48%

Dolar Menguat Tipis pada Kamis (13/10) Pagi, Menjelang Rilis Data CPI AS


Kamis, 23 Oktober 2025 / 09:09 WIB
Dolar Menguat Tipis pada Kamis (13/10) Pagi, Menjelang Rilis Data CPI AS
ILUSTRASI. Nilai tukar dolar AS bergerak menguat tipis terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (23/10/2025). KONTAN/BAihaki/23/9/2025


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dolar AS bergerak menguat tipis terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (23/10/2025).

Sementara pelaku pasar menantikan rilis tertunda data inflasi konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) pada Jumat (24/10/2025) dan mencermati ketegangan dagang baru antara Washington dan Beijing.

Yen Jepang melemah ke posisi terendah dalam sepekan terhadap dolar, seiring pasar menunggu detail paket stimulus besar yang akan diumumkan oleh Perdana Menteri baru Sanae Takaichi, yang dikenal pro terhadap kebijakan fiskal dan moneter longgar.

Baca Juga: Yen Menguat Terhadap Dolar AS, Penurunan Harga Emas Memicu Volatilitas Pasar

Sementara itu, pound sterling masih tertekan setelah data Inggris pada Rabu menunjukkan inflasi konsumen tetap di level 3,8% pada bulan lalu, tidak berubah dari bulan sebelumnya dan meleset dari perkiraan kenaikan.

Pasar kini memperkirakan peluang 75% Bank of England (BoE) akan memangkas suku bunga pada pertemuan Desember, naik tajam dari 46% sebelum rilis data tersebut, meski probabilitas itu kembali turun ke 61% pada Kamis.

Indeks dolar AS, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama termasuk yen, sterling, dan euro, naik 0,05% menjadi 98,979 pada pukul 00.50 GMT.

Dolar menguat 0,17% menjadi 152,21 yen, sempat menyentuh 152,26 yen, tertinggi sejak 14 Oktober.

Baca Juga: Mayoritas Mata Uang Asia Stabil Selasa (21/10) Pagi, Dolar Taiwan Jadi yang Terkuat

Sterling turun 0,09% ke US$1,3345, sedangkan euro melemah 0,06% ke US$1,1604.

Pemerintahan Donald Trump dikabarkan sedang mempertimbangkan pembatasan ekspor produk berbasis perangkat lunak ke China, mulai dari laptop hingga mesin jet, sebagai langkah balasan atas restriksi ekspor logam tanah jarang yang baru diberlakukan Beijing, menurut laporan Reuters, Rabu.

Namun, pasar valuta asing relatif tenang, dengan aset safe haven seperti yen dan franc Swiss tidak menunjukkan penguatan berarti, sementara harga emas terus terkoreksi dari rekor tertingginya.

“Ketegangan dagang tetap menjadi sumber volatilitas pasar, tetapi banyak pelaku pasar yang menilai ancaman ini tidak akan benar-benar terealisasi,” kata Kyle Rodda, analis senior di Capital.com.

“Langkah-langkah ini lebih dipandang sebagai taktik negosiasi daripada eskalasi nyata.”

Baca Juga: Robert Kiyosaki: Dolar Sudah Sekarat, Uang Sejati Ada di Kripto!

Ketiadaan data ekonomi resmi AS akibat penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) yang hampir memasuki hari ke-23 juga membuat pasar cenderung berhati-hati. Data CPI AS dijadwalkan rilis pada Jumat, lebih dari seminggu terlambat, sementara laporan tenaga kerja bulanan belum dirilis sama sekali.

“Pasar saat ini hanya menunggu. Tidak banyak berita yang bisa diandalkan,” ujar Gavin Friend, ahli strategi dari National Australia Bank.

Ia menambahkan, bahkan laporan CPI kali ini “mungkin tidak akan banyak memengaruhi arah kebijakan,” karena sebagian besar investor sudah meyakini bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pekan depan dan kemungkinan kembali pada Desember.

Pasar kini memperkirakan peluang 97% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 29 Oktober, dengan total 48,5 basis poin pemangkasan tambahan hingga akhir tahun.

Sementara itu, Bank of Japan (BOJ) akan mengumumkan kebijakan pada 30 Oktober, dan pasar memperkirakan peluang 20% kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Baca Juga: Yen Melemah Seiring Takaichi Dipastikan Jadi PM Jepang, Dolar Australia Menguat

Meskipun begitu, sebagian besar ekonom menilai kenaikan berikutnya baru akan terjadi paling cepat Desember, dengan Januari sebagai waktu yang paling mungkin, menurut jajak pendapat Reuters terbaru.

Takaichi disebut tengah menyiapkan paket stimulus ekonomi yang nilainya kemungkinan melampaui US$92 miliar tahun lalu untuk membantu rumah tangga menghadapi tekanan inflasi, menurut sumber pemerintah yang dikutip Reuters pada Rabu.

Skala pasti paket ini masih difinalisasi dan bisa diumumkan paling cepat bulan depan, ujar sumber tersebut.

Selanjutnya: IHSG Dibuka Menguat pada Kamis (23/10/2025) Pagi, UNVR, PGAS, TLKM Top Gainers LQ45

Menarik Dibaca: Spesifikasi Poco M7 Pro, Gadget yang Punya Layar AMOLED dengan Gorilla Glass 5




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×