Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Hasil studi dari Cornell University mengatakan Kamis (1/10/2020), Presiden AS Donald Trump merupakan pendorong terbesar kesalahan informasi Covid-19 di dunia selama pandemi.
Melansir AFP, tim dari Cornell Alliance for Science mengevaluasi 38 juta artikel yang diterbitkan oleh media tradisional berbahasa Inggris di seluruh dunia antara 1 Januari dan 26 Mei tahun ini.
Database yang mereka gunakan mencakup agregat cakupan dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Irlandia, Australia, Selandia Baru dan negara-negara Afrika dan Asia lainnya.
Tim riset mengidentifikasi, terdapat 522.472 artikel berita yang mereproduksi atau memperkuat informasi yang salah terkait pandemi virus corona, atau yang disebut oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai "infodemik".
Baca Juga: Gedung putih tolak proposal paket bantuan virus corona senilai US$ 2,2 triliun
Kesalahan informasi tersebut dikategorikan menjadi 11 subtopik utama, mulai dari teori konspirasi, serangan terhadap ilmuwan top Anthony Fauci, hingga gagasan bahwa virus adalah senjata biologis yang dilepaskan oleh China.
Namun topik yang paling populer sejauh ini adalah apa yang disebut tim penelitian sebagai "obat ajaib", yang muncul di 295.351 artikel. Ini jauh lebih banyak dari gabungan 10 topik lainnya.
Hasil riset menunjukkan, komentar Trump mendorong lonjakan besar dalam topik "penyembuhan ajaib", yang dipimpin oleh konferensi pers 24 April di mana dia merenungkan kemungkinan menggunakan disinfektan di dalam tubuh untuk menyembuhkan virus corona.
Baca Juga: Warning! Penyandang obesitas rentan terserang Covid-19