kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Donald Trump jatuhkan sanksi besar-besaran pada Iran


Kamis, 19 November 2020 / 04:40 WIB
Donald Trump jatuhkan sanksi besar-besaran pada Iran
ILUSTRASI. Pada Rabu (18/11/2020), Amerika Serikat memberlakukan sanksi besar-besaran yang menargetkan Iran. REUTERS/Morteza Nikoubazl/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Alireza Miryousefi, juru bicara misi Iran untuk PBB di New York, menyebut sanksi baru itu "tanda-tanda putus asa" pemerintahan Trump.

"Upaya terbaru untuk melanjutkan kebijakan gagal 'tekanan maksimum' terhadap Iran dan warganya akan gagal, seperti semua upaya lainnya," kata Miryousefi seperti yang dilansir Reuters.

Kepala yayasan yang masuk daftar hitam, Parviz Fattah, menulis tweet: "Perjuangan pemerintah AS yang menurun tidak dapat mempengaruhi aktivitas anti-sanksi yayasan dan produktivitasnya."

Baca Juga: Setiap serangan atas Iran, Teheran: AS akan hadapi respons menghancurkan

Fattah, yang termasuk di antara mereka yang masuk daftar hitam pada Rabu, menggambarkan Trump sebagai "pecundang dan orang yang terganggu."

Ketegangan AS-Iran telah meningkat sejak Trump dua tahun lalu meninggalkan kesepakatan nuklir Iran 2015 yang dibuat oleh pendahulunya, Barack Obama, dan menjatuhkan kembali sanksi ekonomi yang keras yang dirancang untuk memaksa Teheran ke dalam negosiasi yang lebih luas untuk mengekang program nuklir dan pengembangan rudal balistiknya.

Baca Juga: Iran mengecam pidato raja Saudi yang dinilai menyebar kebencian

Presiden terpilih Biden, yang akan menjabat pada 20 Januari, mengatakan dia akan mengembalikan Amerika Serikat ke kesepakatan nuklir, jika Iran kembali mematuhi kesepakatan.

Beberapa analis mengatakan bahwa sanksi tambahan AS oleh Trump tampaknya ditujukan untuk mempersulit Biden untuk terlibat kembali dengan Iran setelah menjabat nantinya.

"Pemerintahannya jelas, dan saya pikir secara transparan, mencoba menaikkan biaya politik bagi Biden untuk kembali terlibat dengan Iran dan mencabut sanksi kesepakatan nuklir," kata Henry Rome, seorang analis Iran di Eurasia Group.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×