Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah mengusulkan anggaran tahun fiskal 2020. Ia meminta kepada anggota Kongres AS memangkas anggaran non pertahanan sebesar 5%, tapi meningkatkan anggaran militer, anggaran kesehatan veteran dan keamanan di perbatasan.
Rancangan anggaran tersebut diperkirakan akan ditolak oleh anggota Kongres, karena kubu partai Demokrat yang menjadi mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat. Keputusan penentuan anggaran tersebut membutuhkan 60 suara anggota Kongres yang kemudian melalui persetujuan senat yang beranggotakan 100 orang, di mana partai pendukung Trump, Republika memegang 53 kursi.
Trump juga meminta anggaran tambahan sebesar US$ 8,6 miliar kepada kongres untuk membiayai pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko guna memerangi imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba. Para pimpinan partai Demokrat di DPR maupun senat menolak permintaan Trump.
Sejak tahun lalu Trump bersikeras agar biaya pembangunan tembok sebesar US$ 5 miliar disetujui. Kongres AS menolak pembiayaan tersebut dan membuat trump men-shutdown pemerintah selama lima minggu dan mengumumkan Amerika dalam keadaan darurat nasional.
Ia juga mengalihkan dana yang disetujui anggota kongres untuk keperluan lain yang menunjang proyek pembangunan perbatasan tersebut.
Gedung Putih dan Kongres harus menyetujui pendanaan tersebut paling lambat 1 Oktober 2019 agar kegiatan pemerintah tetap didanai. Ini juga menjadi tenggat waktu untuk melunasi utang, atau berisiko gagal sehingga akan berdampak terhadap ekonomi AS semakin parah.
Pada saat yang sama, Trump dan para pemimpin kongres juga menghadapi batas waktu dari undang-undang pengendalian anggaran tahun fiskal 2011 yang akan membuat semua biaya diskresioner dipotong sebesar US$ 126 miliar atau 10%, kecuali mereka menyetui batas anggaran negara.
Dalam hal ini, pemotongan pajak telah menjadi prioritas untuk Gedung Putih dan Kongres Republik dalam beberapa tahun terakhir, daripada memperketat fiskal. Karena tingkat defisit diperkirakan akan mencapai US$ 900 miliar pada tahun 2019, dan utang nasional telah menggelembungkan menjadi US$ 22 triliun.
Trump ingin memangkas pengeluaran program non pertahanan dengan rata-rata 5% di bawah batas yang telah ditetapkan Kongres untuk fiskal 2019, kata kantor manajemen dan anggaran (OMB) dalam rilisnya.
“Presiden Trump telah menambah anggaran sebesar US$ 2 triliun dan hal ini membuat defisit, ditambah dengan pemotongan pajak bagi perusahaan kaya dan besar. Konsep anggaran seperti ini membuat rakyat Amerika untuk membayarkannya. Jadi, tidak ada peluang di DPR untuk ini,” kata John Yarmuth, Ketua Partai Demokrat dari Komite Anggaran DPR.
Anggaran yang diusulkan Trump akan meningkatkan pendanaan di pos-pos tertentu. Misalnya, Trump akan mengusulkan kenaikan 5% untuk anggaran Departemen Keamanan Dalam Negeri dalam membantu membiayai tembok perbatasannya dan memperkerjakan lebih banyak pejabat imigrasi dan penegak perbatasan di sana.
Anggaran juga mencakup peningkatan hampir 10% untuk program perawatan kesehatan veteran dari tahun lalu, dan investasi dalam program kecanduan opioid. Itu berarti akan ada beberapa departemen dan program pemerintah yang anggarannya dipangkas sebesar 5%.