Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Gebrakan baru lagi-lagi dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Presiden berusia 79 tahun ini disebut akan mengubah nama Departemen Pertahanan alias Pentagon menjadi Departemen Perang.
Menurut lembar fakta Gedung Putih, Trump telah memberi wewenang kepada Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Departemen Pertahanan, dan pejabat bawahannya untuk menggunakan gelar sekunder seperti "Menteri Perang", "Departemen Perang", dan "Wakil Menteri Perang" dalam korespondensi resmi dan komunikasi publik.
Dilansir dari Reuters, Trump berencana menandatangani perintah eksekutif pada hari Jumat (5/9/2025) untuk mengganti nama Departemen Pertahanan menjadi "Departemen Perang."
Pada umumnya, perubahan nama departemen jarang terjadi dan memerlukan persetujuan kongres. Namun, para pemimpin kongres sepertinya tidak menunjukkan keinginan untuk menentang inisiatif Trump.
Baca Juga: Trump Pangkas Tarif AS untuk Otomotif Jepang Jadi 15%
Kembali ke Nama Lama
Departemen Pertahanan AS disebut Departemen Perang hingga tahun 1949, ketika Kongres menggabungkan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara setelah Perang Dunia II.
Nama Departemen Pertahanan dipilih sebagai tanda bahwa di era nuklir, AS berfokus pada pencegahan perang.
Menggantinya kembali menjadi Departemen Perang dapat menimbulkan persepsi bahwa AS kini akan kembali agresif di jalur peperangan.
Baca Juga: Trump Sebut Militer AS Serang Kapal Narkoba Venezuela, 11 Orang Tewas
Sejak kembali bekerja di Gedung Putih pada Januari 2025, Trump telah berupaya mengganti nama sejumlah tempat dan lembaga, termasuk Teluk Meksiko, dan mengembalikan nama asli pangkalan militer yang diubah setelah protes keadilan rasial.
Para kritikus mengatakan, perubahan nama yang direncanakan tidak hanya mahal, tetapi juga merupakan gangguan yang tidak perlu bagi Pentagon.
Menhan Hegseth sempat mengatakan bahwa perubahan nama bukan hanya soal kata-kata, tetapi juga soal etos prajurit.
Tonton: Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Kasus Korupsi Chromebook