kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.522.000   9.000   0,59%
  • USD/IDR 15.912   23,00   0,14%
  • IDX 7.309   -17,75   -0,24%
  • KOMPAS100 1.114   -5,90   -0,53%
  • LQ45 877   -6,97   -0,79%
  • ISSI 223   -0,17   -0,08%
  • IDX30 448   -3,98   -0,88%
  • IDXHIDIV20 537   -5,39   -0,99%
  • IDX80 127   -0,86   -0,68%
  • IDXV30 130   -0,34   -0,26%
  • IDXQ30 149   -1,48   -0,99%

Donatur bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan (4)


Sabtu, 18 Februari 2017 / 09:05 WIB
Donatur bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan (4)


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Tri Adi

Berlimpah harta tak membuat Peter Buck lupa berbagi kepada sesama. Bahkan, miliarder yang kini berusia 86 tahun ini rela memberikan koleksi permata agar anak-anak bertambah wawasan mengenai batuan. Ia juga membangun pusat kebugaran agar masyarakat sekitarnya sehat. Tak hanya itu, Buck juga menyumbang ke rumahsakit berupa dana tunai dan peralatan operasi. Pada tahun 2014 misalnya ia menyumbang US$ 30 juta untuk Danbury Hospital.

Seperti halnya miliader dunia lain, Peter Buck pun juga aktif menggelar kegiatan filantropi. Pria terkaya dunia nomor 453  versi Forbes ini memiliki berbagai kegiatan kemanusiaan. Tak hanya itu, Buck juga rela mengeluarkan dana cukup besar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan bagi orang lain.

Salah satu sumbangan yang pernah Buck berikan adalah koleksi permata. Batu berharga tersebut diberikan Buck ke Smithsonian Institutions National Museum of Natural History. Buck yang seorang ilmuwan nuklir menyerahkan batu ruby paling langka seberat 23,1 karat ke museum tersebut.

Batu tersebut dinamai sesuai nama istrinya yakni Carmen Lucia Ruby. Batu itu berupa permata merah cemerlang yang ditambang di Burma pada tahun 1930-an. Batu ruby tersebut adalah salah satu baru ruby Burma terbesar di dunia. Jika dilihat dan tertangkap cahaya maka akan muncul bayangan seperti api unggun, kilauan cahaya yang menunjukkan betapa mahalnya harga batu tersebut.

Bagi Buck, donasi batu itu untuk mengenang mendiang sang istri Carmen Lucia yang meninggal pada 2003. Menurut dia, istrinya akan menyukai ide memberikan hadiah besar bagi Amerika Serikat (AS). Dia bangga berkewarganegaraan AS dan ingin memberikan sesuatu kembali ke negara ini. Menurut Buck, ketika batu disumbangkan ke museum maka bisa dilihat anak-anak selama beberapa generasi.

Tak hanya itu, pendiri Subway ini juga mendirikan The Buck Center. Tempat tersebut merupakan pusat kesehatan dan kebugaran di Bowdoin College. Tempat ini dibuka pada 28 Januari 2010 yang diperuntukan bagi mahasiswa, dosen, staf, dan masyarakat Bowdoin. Buck berharap dengan The Buck Center ini, masyarakat sekitar Bowdoin bisa lebih sehat.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×