Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Inggris akan membentuk dana sebesar 1 miliar pound atau setara US$ 1,25 miliar bagi para ilmuwan di seluruh dunia untuk membuat dan menguji teknologi baru untuk membantu negara-negara berkembang mengurangi emisi karbon.
Di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dilangsungkan di New York, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan menyerukan aksi global yang lebih besar untuk mengatasi ancaman dari perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Baca Juga: Pasca kerusuhan akhir pekan, Hongkong bersih-bersih jelang HUT China 1 Oktober
Dia juga akan mengumumkan dana sebesar 220 juta pound untuk membantu menyelamatkan hewan yang terancam punah seperti badak hitam, gajah Afrika, macan tutul salju, dan harimau Sumatra.
Dana bernama Ayrton Fund, sesuai dengan fisikawan dan suffragette Inggris, Hertha Ayrton, akan terdiri dari uang bantuan bagi ilmuwan dan insinyur Inggris dan asing untuk mengembangkan teknologi energi bersih baru dalam kemitraan dengan negara-negara berkembang.
"Jika kita melakukan ini dengan benar, generasi mendatang akan melihat kembali perubahan iklim sebagai masalah yang kita selesaikan dengan tindakan global dan kecakapan teknologi," kata Johnson dalam sebuah pernyataan menjelang kunjungannya ke New York seperti dilansir Reuters.
“Penggunaan uang bantuan secara inovatif ini menguntungkan kita semua dan menunjukkan bagaimana kita dapat menggunakan anggaran untuk mengatasi perubahan iklim. Ayrton Fund akan mendukung para ilmuwan dan industri teknologi terkemuka kami di dunia untuk mengurangi emisi di negara-negara termiskin dengan bantuan talenta kami yang tumbuh di dalam negeri,” lanjut dia.
Baca Juga: China Finance 40 Forum: China perlu mengubah cara dalam membiayai ekonomi
Uang itu dimaksudkan untuk membantu negara-negara berkembang mengurangi emisi melalui langkah-langkah seperti menggunakan teknologi surya, meningkatkan teknologi baterai skala besar untuk menggantikan generator diesel, merancang kompor bersih untuk memotong penggunaan kayu bakar, menggunakan kendaraan rendah emisi dan kendaraan listrik serta memotong emisi dari pabrik-pabrik seperti besi dan baja.
Sementara dana keanekaragaman hayati sebesar 220 juta pound juga akan berinvestasi dalam proyek-proyek untuk mengatasi perdagangan satwa liar ilegal dengan memperkuat penegakan hukum, melatih penjaga anti-perburuan liar dan membantu masyarakat menemukan cara alternatif untuk mencari nafkah.
"Kita tidak bisa hanya duduk dan menonton ketika spesies yang terancam punah yang tak ternilai disapu bersih dari muka bumi oleh kecerobohan dan kejahatan kita sendiri," kata Johnson.
Baca Juga: Riset: China harus mengubah cara untuk mendanai perekonomiannya