kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

DPR AS Loloskan RUU Pemotongan Pajak Trump dengan Selisih Tipis, Kini Menuju ke Senat


Jumat, 23 Mei 2025 / 05:45 WIB
DPR AS Loloskan RUU Pemotongan Pajak Trump dengan Selisih Tipis, Kini Menuju ke Senat
Ketua DPR AS Mike Johnson (R-LA) berbicara kepada pers, saat ia meninggalkan Gedung Putih untuk menghadiri rapat mengenai anggaran, pada hari sidang Komite Peraturan DPR mengenai rencana Presiden AS Donald Trump untuk pemotongan pajak yang besar, di Capitol Hill, di Washington, D.C., AS, 21 Mei 2025. REUTERS/Nathan Howard


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Ketidakpastian fiskal dan kebijakan tarif Trump membuat investor khawatir. Banyak yang melepas aset AS yang selama ini menjadi tulang punggung sistem keuangan global. 

Dolar AS telah melemah lebih dari 10% sejak Januari, sementara imbal hasil obligasi Treasury 30 tahun, indikator biaya pinjaman jangka panjang pemerintah, mencapai level tertinggi sejak Oktober 2023.

Indeks saham AS cenderung stagnan pada Kamis, namun saham energi surya yang selama ini diuntungkan oleh subsidi energi hijau menjadi yang paling terdampak oleh RUU ini.

“Kami tidak menata ulang kursi geladak di Titanic malam ini. Kami memasukkan batubara ke dalam ketel uap dan menetapkan arah menuju gunung es,” ujar Perwakilan Thomas Massie dari Kentucky, salah satu dari dua anggota Republik yang menolak RUU tersebut.

CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, dalam konferensi investor di Shanghai menyatakan dukungannya terhadap RUU ini, namun mengakui bahwa, RUU tersebut mungkin akan menambah defisit.

Ironisnya, kekhawatiran akan meningkatnya utang justru menjadi dorongan bagi Partai Republik untuk mendorong pengesahan RUU ini, karena RUU tersebut juga mencakup kenaikan batas utang pemerintah federal sebesar US$ 4 triliun. 

Baca Juga: Partai Republik Tolak RUU Pemotongan Pajak yang Diusulkan Trump

Langkah ini bertujuan mencegah potensi gagal bayar yang menurut sejumlah pejabat bisa terjadi pada musim panas ini.

Partai Republik juga berargumen bahwa kegagalan meloloskan RUU ini akan berarti kenaikan pajak efektif bagi banyak warga, karena pemotongan pajak tahun 2017 akan berakhir pada akhir tahun.

Faksi garis keras dalam Partai Republik sebelumnya mendorong pemotongan belanja yang lebih dalam, namun menghadapi resistensi dari kelompok sentris yang khawatir hal itu akan terlalu membebani 71 juta warga berpenghasilan rendah yang bergantung pada program Medicaid.

Sebagai respons, Johnson menyetujui ketentuan kerja baru bagi penerima Medicaid yang akan berlaku pada akhir 2026, dua tahun lebih awal dari rencana sebelumnya. 

Menurut CBO, hal ini akan menyebabkan jutaan orang kehilangan akses terhadap program tersebut. RUU ini juga akan menghukum negara bagian yang memperluas Medicaid di masa depan.

Baca Juga: DPR AS akan Voting RUU Pajak dan Belanja 'Raksasa' Usulan Presiden Trump

Untuk meredakan keberatan dari Republikan sentris yang mewakili negara bagian dengan pajak tinggi seperti New York dan California, Johnson juga memperluas batas pengurangan pajak negara bagian dan lokal menjadi 40.000 dolar AS, sebuah langkah yang, menurut Komite Anggaran Federal yang independen, akan sangat menguntungkan rumah tangga terkaya.

RUU tersebut juga mengganti nama rekening tabungan bebas pajak untuk anak-anak menjadi "Rekening Trump."

Selanjutnya: Penjualan BYD Salip Honda, Simak Harga Atto Sealion Dolphin M6 Seal Denza Mei 2025

Menarik Dibaca: 6 Cara Agar Seks Tahan Lama dengan Pasangan, Perhatikan Posisi




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×