Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SAN JOSE. Apple Inc menyatakan, Senin (9/12), ada "keprihatinan mendalam" bahwa dua mantan karyawan mereka kelahiran China yang dituduh mencuri rahasia dagang dari perusahaan teknologi berpotensi melarikan diri.
Pada sidang di Pengadilan Distrik San Jose, California Utara, Amerika Serikat (AS), jaksa berpendapat, Xiaolang Zhang dan Jizhong Chen harus terus dipantau keberadaannya, karena mereka memiliki risiko kabur lewat jalur udara.
Kedua pria itu ditangkap dengan tuduhan pencurian rahasia perdagangan saat menuju bandara untuk terbang ke China, dan telah dipantau setelah dibebaskan dengan jaminan. Pengacara mereka menyebutkan, kedua kliennya memiliki alasan keluarga untuk mengunjungi China dan sejauh ini tidak menunjukkan tanda-tanda melanggar kondisi pra-persidangan.
Baca Juga: Gara-gara Apple, Wall Street terkoreksi pada penutupan Senin (9/12)
Asisten Jaksa A. Marissa Harris menilai, jika salah satu dari mereka melarikan diri ke China, akan sulit bahkan tidak mungkin bagi pejabat federal untuk melakukan ekstradisi mereka untuk menjalani persidangan di negeri uak Sam.
Dalam sidang kemarin, tiga karyawan Apple bersaksi di persidangan untuk mendukung jaksa, termasuk Anthony DeMario, Penasihat Strategis untuk Divisi Keamanan Global Apple yang veteran Badan Intelijen Pusat AS (CIA).
Harris membacakan pernyataan Apple di hadapan Hakim Distrik A. Edward J. Davila. "Kekayaan intelektual Apple adalah inti dari inovasi dan pertumbuhan kami," kata Harris mengutip pernyataan Apple seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Apple Watch Series 5 rilis 6 Desember di Indonesia, ini harganya
"Partisipasi terdakwa yang berkelanjutan dalam proses ini diperlukan untuk memastikan penentuan fakta terakhir, dan kami memiliki keprihatinan yang mendalam bahwa terdakwa tidak akan melalui proses ini jika diberi kesempatan (melarikan diri)," ujar Harris.
Melansir Mercurynews.com, media online AS, Zhang, salah satu terdakwa, adalah insinyur perangkat keras untuk Apple. Ia berencana membawa beberapa rahasia perusahaan bersamanya ketika mengundurkan diri dan menerima pekerjaan di korporasi lain.
Agen federal menangkap Zhang pada Juli 2018 lalu, saat ia mencoba melewati keamanan di Bandara Internasional Mineta, San Jose. Dia sudah membeli tiket Hainan Airlines untuk terbang Beijing dengan tujuan akhir Hangzhou.
"Apple sangat menjaga kerahasiaan dan perlindungan kekayaan intelektual kami," kata Tom Neumayr, juru bicara Apple. "Kami bekerja dengan pihak berwenang mengenai masalah ini dan akan melakukan segala yang mungkin untuk memastikan individu ini dan individu lain yang terlibat bertanggungjawab atas tindakan mereka," tegasnya.
Baca Juga: Penjualan ponsel pintar di pasar premium terselamatkan ponsel 5G
Zhang, yang mengaku bekerja di XMotors, bergabung dengan Apple pada Desember 2015 sebagai insinyur perangkat keras pada tim yang mencoba mengembangkan mobil otonom. Apple telah merahasiakan penelitian dan pengembangan itu, dan Zhang mendapat akses luas ke basis data internal rahasia.
Zhang menyampaikan ke Apple bahwa ia akan meninggalkan perusahaan untuk kembali ke China karena ibunya sakit. Dia juga mengatakan kepada atasannya, ia bakal bekerja untuk XMotors, startup China yang fokus pada mobil listrik dan teknologi kendaraan tanpa pengemudi.
Ketika Zhang menyerahkan dua iPhone dan laptopnya, tim keamanan teknologi Apple meninjau sejarah perangkatnya dan menemukan aktivitas unduhan yang meningkat secara dramatis, termasuk informasi dari file-file rahasia.