kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Duh, peretas China diduga membobol data asosiasi industri AS terkait perang dagang


Rabu, 13 November 2019 / 18:51 WIB
Duh, peretas China diduga membobol data asosiasi industri AS terkait perang dagang
ILUSTRASI. Ilustrasi peretas


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Saat pembicaraan perdagangan antara Washington dan Beijing mulai intensif awal tahun ini, para peretas China diduga membobol data-data asosiasi industri manufaktur Amerika Serikat (AS).

Dua sumber Reuters yang tahu masalah itu menyebutkan, Asosiasi Produsen Nasional (NAM) diretas selama musim panas tahun ini. Lalu, mereka menyewa perusahaan keamanan siber yang menyimpulkan serangan itu berasal dari China.

Perusahaan keamanan tersebut, menurut kedua sumber, melakukan penilaian berdasarkan penggunaan alat dan teknik. Hasilnya, serangan itu ada kaitannya dengan kelompok peretas China.

Baca Juga: Dalam pidatonya Trump bilang China berlaku curang terhadap Amerika

Peretasan jaringan komputer internal NAM menggambarkan, bagaimana China telah berusaha mendapatkan keuntungan dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Tapi, tidak jelas data apa yang para peretas curi. Yang terang, GNB menyewa perusahaan keamanan siber dari luar AS untuk menghentikan intrusi itu.

Erin Streeter, juru bicara GNB, bilang, posisi NAM sangat penting. Jadi, "Kami tahu bahwa kami adalah target serangan siber. Kami mengidentifikasi aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan sistem perusahaan tertentu dan menyelidiki masalah tersebut," ujarnya kepada Reuters.

Baca Juga: Amerika Serikat mengutuk aksi kekerasan di Hong Kong

Hanya, Streeter menegaskan, saat ini jaringan NAM sudah aman. Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Sementara Kedutaan China di Washington tidak segera menanggapi permintaan wawancara.

Menurut dua sumber tadi, para tersangka peretas China mengintensifkan upaya mereka untuk mencuri informasi di hari-hari seputar pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden GNB Jay Timmons pada musim panas tahun ini.

Salah satu sumber mengungkapkan, insiden itu terjadi tak lama sebelum putaran negosiasi formal antara pejabat Pemerintah AS dan China mengenai isi kesepakatan potensial.

Baca Juga: Kesepakatan dagang terbesar dunia akan tercipta di 2020, Amerika tak diajak

Orang dalam industri keamanan siber yang pernah menangani serangan serupa menuturkan, intrusi tersebut adalah yang terbaru oleh para peretas China terhadap asosiasi-asosiasi industri AS selama Pemerintahan Trump ketika Beijing berusaha untuk mempelajari lebih lanjut tentang posisi kebijakan negeri uang Sam.

Pembicaraan perdagangan AS-China telah memasukkan perlindungan kekayaan intelektual dan pembukaan pasar Tiongkok untuk lebih banyak produk AS, masalah yang secara langsung berdampak pada anggota GNB.

GNB telah mendapatkan pengaruh yang cukup besar di bawah Pemerintahan Trump karena Presiden AS terus menjanjikan pengembalian lapangan pekerjaan di industri manufaktur ke AS dari negara-negara asing, seperti China dan Meksiko, selama kampanye.

Baca Juga: Trump bilang perundingan dagang dengan China berjalan baik, tetapi...

GNB juga telah membantu Pemerintahan Trump mengatur acara publik di pabrik di seluruh negeri. Pada Oktober, misalnya, Timmons bergabung dengan Wakil Presiden Mike Pence di sebuah fasilitas manufaktur Pennsylvania untuk meminta pengesahan Perjanjian AS-Meksiko-Kanada yang baru saja dinegosiasikan.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×