Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Akan tetapi Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan, dan Brunei juga memiliki klaim yang tumpang tindih untuk beberapa bagiannya.
"Sejak pandemi dimulai, kami telah melihat China menjadi lebih berani dan proaktif di Laut China Selatan. Saya pikir itu bukan satu-satunya contoh. Kami juga telah melihat China meningkatkan aktivitasnya di wilayah Himalaya dengan India juga. China telah memanfaatkan negara-negara lain yang disibukkan dengan pandemi untuk memajukan kepentingannya di kawasan ini," papar Page-Jarrett.
Dia melanjutkan, tentunya ini menjadi perhatian negara-negara yang juga mengklaim wilayah di Laut China Selatan sehingga termasuk anggota ASEAN.
Baca Juga: Militer China diramal akan kalahkan AS dalam perang pertama di Laut China Selatan!
"Itu juga menjadi perhatian AS yang memiliki kepentingan strategis di kawasan itu yang berarti telah terjadi peningkatan patroli dari kedua belah pihak," paparnya.
Situasi di Laut China Selatan memang kian memanas. Hal itu terjadi ketika angkatan udara Taiwan bersiaga untuk hari kedua berturut-turut pada hari Sabtu setelah selusin pesawat tempur dan pembom China melakukan latihan di dekat pulau-pulau yang dikuasai Taiwan di Laut China Selatan yang disengketakan.
Beijing, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayah China, telah melakukan misi latihan udara berulang kali di sudut barat daya zona identifikasi pertahanan udara Taiwan dalam beberapa bulan terakhir, sebagian besar di dekat Kepulauan Pratas.
Baca Juga: Amerika: Hubungan kami dengan China kolaboratif ketika bisa, bermusuhan ketika harus
Setelah sembilan pesawat angkatan udara China terbang di dekat Kepulauan Pratas pada hari Jumat, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya melacak 11 pesawat pada hari Sabtu, yang terdiri atas delapan jet tempur, dua pembom H-6 berkemampuan nuklir dan sebuah pesawat anti-kapal selam, yang juga terbang di dekat pulau-pulau itu.
Dikatakan pasukan angkatan laut China juga terlibat tetapi tidak memberikan rincian lebih jauh.