Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga seperti yang diperkirakan pada Kamis (6/3) dan tetap membuka peluang untuk pelonggaran lebih lanjut.
Meskipun ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) dan rencana peningkatan belanja militer membawa perubahan besar dalam kebijakan ekonomi Eropa selama beberapa dekade terakhir.
Untuk keenam kalinya sejak Juni, ECB menurunkan suku bunga deposito menjadi 2,5%, mengindikasikan perlambatan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang melemah.
Baca Juga: Pasar Saham Global Merosot Setelah ECB Memangkas Bunga; Harga Emas, Minyak Anjlok
ECB juga menegaskan bahwa suku bunga masih membatasi pertumbuhan, meskipun tidak seketat sebelumnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemangkasan suku bunga lebih lanjut mungkin akan dilakukan, mengingat bank sentral telah lama menyatakan bahwa kebijakan restriktif tidak lagi diperlukan.
Inflasi, yang berada di 2,4% bulan lalu, diperkirakan akan kembali ke target 2% pada tahun ini.
"Kebijakan moneter menjadi semakin tidak restriktif," kata ECB dalam pernyataannya, mengubah pandangan sebelumnya bahwa suku bunga masih bersifat membatasi.
"Proses disinflasi berjalan sesuai jalur."
Namun, bahasa yang lebih hati-hati ini menandakan bahwa pemangkasan suku bunga berikutnya pada April belum tentu terjadi, karena kelompok yang lebih hawkish dalam ECB mulai menyerukan kehati-hatian.
Baca Juga: Bank Sentral Malaysia Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 3%, Sesuai Perkiraan
Perlambatan Pertumbuhan dan Ketidakpastian Perdagangan
ECB juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 untuk keempat kalinya secara berturut-turut, memperkirakan ekspansi hanya sebesar 0,9%, sedikit di atas tingkat pertumbuhan 0,7% pada tahun lalu.
Sementara itu, inflasi diperkirakan mencapai 2,3% tahun ini, naik dari 2,1% yang diproyeksikan tiga bulan lalu.
"Revisi ke bawah dalam pertumbuhan untuk 2025 dan 2026 mencerminkan penurunan ekspor serta lemahnya investasi, sebagian karena ketidakpastian kebijakan perdagangan dan kebijakan ekonomi yang lebih luas," ujar ECB.