kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi China melambat drastis, disengajakah?


Rabu, 10 Juli 2013 / 16:35 WIB
Ekonomi China melambat drastis, disengajakah?
ILUSTRASI. Kesiapan rumah sakit untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19.


Sumber: BBC, AP |

BEIJING. Angka perdagangan China pada akhir Juni melorot tajam baik impor maupun ekspor. Kondisi ini dibaca sebagai pertanda bahwa ekonomi terbesar kedua dunia itu melambat lebih cepat dibanding ramalan sebelumnya.

Angka ekspor turun lebih dari 3%. Badan bea dan cukai berpendapat, angka ini menjadi tolak ukur bahwa permintaan luar negeri masih akan berlanjut.

Sementara angka impor turun 0,7%. Ekonomi China diyakini tak akan membaik secara cepat mengingat permintaan dari pasar global masih lemah. Apalagi, pemerintah setempat juga membatasi penyaluran kredit.

Sengaja diciptakan

''Sektor ekspor memang terkena pukulan berat. Ini menunjukkan momentum pertumbuhan China akan lebih rendah dari yang sebelumnya kami ramalkan,'' kata ahli ekonomi Societe General, Wei Yao.

Namun angka pertumbuhan yang lebih rendah menurut pemerintah negara komunis itu sengaja diciptakan agar ekonomi China lebih mantap benar-benar berdasar pada tingkat konsumsi setempat. Tujuannya adalah untuk mengurangi tingginya ketergantungan terhadap perdagangan dan investasi.

Tetapi menurut analis, dengan angka pertumbuhan yang turun tajam, kemungkinan pemerintah China akan mengubah lagi kebijakan yakni melonggarkan pencairan kredit.

Faktor lain yang dianggap menghambat pertumbuhan adalah naiknya upah buruh serta makin kerapnya terjadi sengketa dagang.

Pertumbuhan ekonomi China yang menurun dapat menimbulkan pukulan serupa terhadap para pemasok bahan baku dan komponen dari Australia, Brazil serta negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Permintaan menurun dari China untuk biji besi, tembaga dan komoditas tambang lain telah mendorong turunnya harga komoditas tersebut secara global.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×