Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Setelah konsisten bertumbuh selama dua tahun berturut-turut, produk domestik bruto (PDB) Jepang turun sepanjang kuartal pertama tahun ini. Pertumbuhan ekonomi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia ini tercatat turun 0,2% secara kuartalan (qoq) dan menyusut 0,6% secara tahunan (yoy).
Kontraksi pada pertumbuhan ekonomi Jepang didorong oleh penurunan investasi, serta konsumsi dan ekspor yang turut melemah. Sebagai negara yang perekonomiannya sangat bergantung pada tingkat ekspor, perlambatan ekonomi Jepang terjadi seiring mencuatnya kekhawatiran terhadap dampak kebijakan proteksionis Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap perdagangan global.
"Secara global, barang-barang yang berhubungan dengan IT telah berada dalam fase penyesuaian, yang menekan ekspor Jepang dan output pabrik," kata Yoshimasa Maruyama, Kepala Ekonom Pasar SMBC Nikko Securities.
Kendati demikian, Menteri Ekonomi Jepang Toshimitsu Motegi, mengatakan, tidak ada perubahan pada pandangan pemerintah bahwa perekonomian akan terus pulih secara moderat. Pemerintah juga memprediksi kembalinya pertumbuhan ekonomi Jepang akan didorong terutama oleh konsumsi swasta dan belanja modal.
"Tapi, kita perlu memperhatikan dampak ketidakpastian ekonomi dan volatilitas pasar luar negeri," kata Motegi, seperti dilansir Reuters, Rabu (16/5).
Permintaan luar negeri, alias selisih ekspor impor Jepang, menyumbang 10 basis poin terhadap PDB, seiring dengan melambatnya laju impor dibandingkan ekspor.
Namun, data yang dirilis menunjukkan, ekspor Jepang kehilangan momentum dengan hanya mencatat pertumbuhan sebesar 0,6% pada kuartal pertama 2018. Padahal, kuartal sebelumnya, pertumbuhan ekspor jepang mencapai 2,2%.
Hiroshi Miyazaki, ekonom senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, menambahkan, perekonomian Jepang bukanlah menuju resesi. "Namun, jelas bahwa dalam jangka panjang laju pertumbuhan melambat," pungkasnya.