kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi melambat akibat perang dagang, China akan longgarkan berbagai kebijakan


Selasa, 15 Januari 2019 / 20:12 WIB
 Ekonomi melambat akibat perang dagang, China akan longgarkan berbagai kebijakan


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Menghadapi tekanan perang dagang yang memicu perlambatan ekonomi China mengisyaratkan akan mengambil langkah-langkah stimulus lebih banyak dalam waktu dekat.

Mengukitp Reuters, Selasa (15/1), Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China atau National Development and Reform Commission (NDRC) mengatakan pemerintah siap menghadapi tekanan yang meningkat akibat perang dagang. Pejabat bank sentral dan kementerian keuangan juga satu suara.

Kontraksi mengejutkan dalam perdagangan dan aktivitas pabrik China pada Desember lalu menimbulkan spekulasi mengenai apakah Beijing perlu menggunakan stimulus yang lebih kuat.

Meskipun sebagian besar analis percaya pemerintah telah waspada terhadap langkah-langkah yang dapat meningkatkan risiko utang dan melemahkan mata uang Yuan.

Data pada Selasa menunjukkan pertumbuhan kredit masih sangat lemah, meskipun regulator telah melonggarkan berbagai kebijakan berbulan-bulan lalu.

“Langkah-langkah stimulus ekonomi lebih lanjut akan diperlukan. Pihak berwenang tampaknya mengambil waktu mereka untuk memberikan ini, mungkin ditegur oleh terlalu banyak stimulus mereka dalam krisis keuangan,” kata ekonom ING dalam catatan kepada klien.

China telah menurunkan tingkat cadangan yang perlu disisihkan bank komersial untuk kelima kalinya dalam setahun untuk memacu pinjaman.

Terutama pinjaman bagi perusahaan kecil dan menengah. Beijing juga telah memotong pajak dan biaya, dan meningkatkan investasi infrastruktur untuk menopang perekonomian.

Tahun ini, China akan meningkatkan pengeluaran fiskal dan menerapkan pemotongan pajak dan biaya yang lebih besar. Pemotongan akan fokus pada pengurangan beban untuk perusahaan kecil dan produsen, kata kementerian keuangan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

Tetapi upaya pemerintah untuk menyalurkan lebih banyak dana ke sektor swasta yang sedang berjuang menghadapi rintangan besar. Bank-bank khawatir akan lebih banyak utang macet di tengah pelonggaran peraturan yang lama.

Selain itu, banyak bisnis yang tidak berminat untuk melakukan investasi baru dalam menghadapi penjualan yang tengah tersendat. Wakil Ketua NDRC Lian Weiliang. mengatakan menstabilkan lapangan kerja adalah prioritas utama pemerintah.

Beberapa analis percaya China dapat memberikan potongan pajak dan biaya 2 triliun yuan atau setara US$ 296,21 miliar. Selain itu, pemerintah daerah juga memungkinkan untuk menerbitkan obligasi tambahan 2 triliun yuan lainnya yang sebagian besar digunakan untuk mendanai proyek-proyek prioritas.

Pertumbuhan China melambat pada 2018 lantaran mengurangi tumpukan utang dan tindakan keras terhadap praktik pemberian pinjaman yang berisiko mendorong biaya pinjaman, mengurangi investasi dan mengurangi permintaan domestik.

Ketika perang perdagangan dengan Amerika Serikat meningkat sepanjang 2018 dan memukul ekspor. Pasar keuangan global menjadi cemas karena kekhawatiran tentang perlambatan China yang lebih tajam. Meskipun banyak analis percaya ekonomi China masih kuat.

Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan China dapat mencapai target ekonomi 2018, walaupun sulit mencapainya. Selain itu, pemerintah juga mencari celah pada kuartal pertama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Sumber Reuters menyatakan Beijing berencana menurunkan target pertumbuhan eknomi menjadi 6-6,5% tahun ini setelah diharapkan 6,6% pada 2018. Target ini merupakan target paling rendah dalam 28 tahun terakhir.

Target yang diusulkan, yang akan diumumkan pada sesi parlemen tahunan pada bulan Maret mendatang. Target ini sudah disahkan oleh para pemimpin puncak di Konferensi Kerja Ekonomi Pusat pada pertengahan Desember lalu.

Bank sentral China mengatakan akan mempertahankan kebijakan moneter yang berhati-hati dengan pengetatan dan pelonggaran kebijakan yang tepat.

Kebijakan moneter akan dibuat lebih berpandangan ke depan, fleksibel dan tepat sasaran. Wakil Gubernur Bank Sentral Zhu Hexin menyatakan kebijakan moneter yang bijaksana bukan berarti tidak akan ada perubahan.

Analis menilai bank sentral harus mengambil langkah selain memotong rasio persyaratan cadangan untuk bank komersial, Bank sentral juga semakin beralih ke operasi pasar terbuka. Khususnya fasilitas pinjaman jangka menengah untuk mempertahankan kumpulan dana yang murah.

Juga memotong suku bunga acuan mungkin menjadi pilihan terakhir karena dapat membebani yuan dan risiko utang bahan bakar.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×