Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi
Data yang lemah juga memicu spekulasi tentang bagaimana bank sentral China akan terus menanggapi perlambatan.
People's Bank of China sebelumnya telah mengambil sejumlah langkah dalam beberapa pekan terakhir untuk meningkatkan perekonomian negara.
Awal bulan ini, Bank sentral China mengurangi batas minimal dana kas perbankan yang harus disimpan dalam cadangan dengan memangkas rasio persyaratan cadangan untuk pertama kalinya dalam delapan bulan.
Baca Juga: Rusia: Dunia punya cadangan minyak yang cukup untuk menggantikan produksi Saudi
Sebelumnya pada bulan Agustus, bank sentral meluncurkan suku bunga pinjaman baru yang akan menjadi patokan bagi bank untuk menetapkan harga pinjaman yang dimaksudkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja.
Selain itu, China juga telah membiarkan yuan terdepresiasi ke level terendah dalam tempo lebih dari satu dekade dalam beberapa pekan terakhir.
Tetapi Martin Lynge Rasmussen, ekonom China untuk Capital Economics menilai mata uang yang lebih lemah kemungkinan tidak akan sepenuhnya mengimbangi masalah perang tarif dan permintaan global yang lesu.
Dalam catatannya, dia bilang China kemungkinan akan terus melonggarkan kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang.
Baca Juga: China: Jangan salahkan siapapun terkait serangan ke Arab tanpa investigasi
Sementara Tommy Wu, ekonom senior untuk Oxford Economics juga mengatakan negara itu perlu mengambil langkah signifikan untuk menstabilkan pertumbuhan. Lembaga ini memperkirakan ekonomi China akan tumbuh 6,1% tahun ini dan 5,7% pada 2020.