Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ekspor magnet tanah jarang (rare earth magnets) China pada Oktober turun 5,2% secara bulanan, menandai penurunan dua bulan berturut-turut.
Namun, pengiriman ke Amerika Serikat justru melonjak ke level tertinggi dalam sembilan bulan, menurut data bea cukai yang dirilis Kamis (20/11/2025).
Awal bulan ini, Beijing mengumumkan akan menangguhkan selama satu tahun langkah pengendalian ekspor tanah jarang yang diumumkan pada 9 Oktober.
Baca Juga: Trump Akan Bertemu Wali Kota Terpilih New York Zohran Mamdani di Gedung Putih
Kebijakan tersebut merupakan bagian dari komitmen China kepada Washington untuk meredakan perang dagang setelah pertemuan tingkat tinggi di Busan, Korea Selatan, pada akhir Oktober.
Pada Oktober, ekspor magnet tanah jarang komponen penting untuk berbagai teknologi dari kendaraan hingga sistem persenjataan mencapai 5.473 ton, turun dari 5.774 ton pada September, namun naik 15,8% dibandingkan 4.725 ton pada Oktober 2024.
Sebaliknya, ekspor ke AS melonjak 56,1% dari bulan sebelumnya menjadi 656 ton, tertinggi sejak Januari.
Sumber industri mengatakan China mulai merancang rezim perizinan baru untuk tanah jarang yang dapat mempercepat pengiriman.
Namun, sistem baru ini kecil kemungkinan menjadi pelonggaran penuh dari pembatasan yang diharapkan Washington.
Baca Juga: China Tak Impor Kedelai AS untuk Bulan Kedua, Pasokan Brasil Naik 29%
Secara negara tujuan, Jerman, AS, Korea Selatan, Vietnam, dan India menjadi lima importir terbesar magnet tanah jarang China pada Oktober.
Sepanjang tahun berjalan (year to date), ekspor magnet tanah jarang China mencapai 45.290 ton, turun 5,2% secara tahunan.
Ekspor sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi tujuh bulan pada Agustus.













