Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Pengiriman minyak yang diangkut melalui laut, turun tajam pada Januari 2025 karena penurunan pengiriman dari Meksiko dan Brasil. Kemerosotan pengiriman dari kedua negara tersebut merupakan pengingat betapa tidak stabilnya pasokan di dunia. Hal ini sejalan dengan aksi dua konsumen minyak terbesar dunia AS dan China yang tengah perang tarif.
Menurut data pelacakan kapal dan industri yang dikumpulkan Bloomberg, pengiriman minyak dari Brasil dan Meksiko menurun 600.000 barel per hari pada Januari dari posisi Desember. Ekspor global yang diangkut melalui laut turun 1,3 juta barel per hari, penurunan terjadi selama dua bulan berturut-turut
Total pengiriman minyak secara global mencapai 37,81 juta barel per hari, setelah sebelumnya mencapai 40 juta barel pada November. Badan Energi Internasional alias Energy Information Administration (EIA) memprediksi ada surplus pasokan sebesar 725.000 barel per hari sepanjang tahun 2025.
Baca Juga: Donald Trump Ingin Buat SWF untuk AS, Bidik Jadi Terbesar di Dunia
Penurunan signifikan juga berasal dari Aljazair, Irak, dan Afrika Barat, termasuk ekspor Kazakhstan dari terminal CPC juga turun. Arus minyak unggulan Rusia, Ural meningkat.
Sebelumnya pada Senin (3/2) dini hari, OPEC+ dikutip Reuters, sepakat akan meningkatkan produksi minyak secara bertahap mulai April. OPEC+ juga sepakat tidak menggunakan data EIA milik pemerintah AS sebagai sumber pemantau produksi dan pasokan. OPEC+ dan Donald Trump berulang kali berselisih. Presiden AS ini menuntut untuk meningkatkan produksi guna mengimbangi penurunan pasokan Iran akibat sanksi AS.
Sejak kembali menjabat, Trump juga meminta OPEC+ menurunkan harga dan mengatakan harga yang tinggi membantu Rusia melanjutkan perang di Ukraina. Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak membahas seruan Trump untuk meningkatkan produksi, dan sepakat bahwa OPEC+ akan mulai meningkatkan produksi mulai 1 April sesuai rencana sebelumnya