Penulis: Virdita Ratriani
Profil El Salvador - El Salvador adalah negara terkecil dan terpadat dari tujuh negara di Amerika Tengah. Nama ibukota El Salvador adalah San Salvador.
Meskipun memiliki lahan yang kecil, secara tradisional negara ini merupakan negara agraris dan sangat bergantung pada ekspor kopi dan pernah berjaya karena ekspor nila.
Namun, pada akhir abad ke-20, sektor jasa mendominasi perekonomian. Masyarakat El Salvador terkenal karena ketekunannya.
El Salvador juga telah melahirkan beberapa seniman terkenal dunia internasional, termasuk penyair Roque Dalton.
Lantas, seperti apa sejarah El Salvador?
Baca Juga: Daftar Negara Amerika Latin dan Awal Mula Istilahnya
Sejarah El Salvador
Dirangkum dari laman Britannica, El Salvador adalah negara bekas jajahan Spanyol. Namun, sebelum Spanyol tiba di wilayah Salvador pada abad ke-16, wilayah tersebut didiami oleh masyarakat adat.
Mereka adalah suku Pocomam, Chortí, dan Lenca yang masih berhubungan dengan suku Maya. Meski demikian, suku yang mendominasi adalah suku Pipil yang peradabannya mirip dengan suku Aztec di Meksiko.
Reruntuhan arkeologi yang berasal dari zaman pra-Columbus adalah Tazumal, Pampe, El Trapito, dan San Andrés. Dari beberapa kota besar yang didirikan oleh masyarakat adat, seperti Sonsonate dan Ahuachapán pun masih ada hingga sekarang.
Baca Juga: 10 Negara Berkembang Ini Menghadapi Krisis Utang Akut
Penjajahan Spanyol dan kemerdekaan El Salvador
Penjajahan Spanyol di El Salvador dimulai pada 1524 dengan kedatangan ekspedisi dari Guatemala yang dipimpin oleh Pedro de Alvarado.
Pasukan Alvarado mendapat tentangan keras dari suku Nahua atau suku Pipil yang menempati sebagian besar wilayah sebelah barat Sungai Lempa.
Namun, taktik dan persenjataan yang unggul memungkinkan Spanyol untuk terus maju ke ibu kota suku Pipil di Cuscatlan.
Kemudian, Alvarado segera kembali ke Guatemala, namun pada ekspedisi kedua pada 1525, Alvarado mendirikan sebuah kota bagi pemukim Spanyol di dekat Cuscatlán bernama San Salvador.
Baca Juga: Jumlah Negara Berkembang yang Terlilit Krisis Utang Akut Tembus Rekor
Setelah itu, kota San Salvador enjadi ibu kota provinsi dengan nama yang sama. Luas wilayahnya mencakup tiga perempat bagian timur wilayah El Salvador saat ini.
Kemudian, gerakan kemerdekaan dikonsolidasikan pada tanggal 5 November 1811, saat seorang pendeta El Salvador, Jose Matias Delgado, membunyikan lonceng Iglesia La Merced di San Salvador, menyerukan pemberontakan.
Setelah peperangan internal bertahun-tahun, Acta de Independencia (Proklamasi Kemerdekaan) Amerika Tengah ditandatangani di Guatemala pada tanggal 15 September 1821.
Baca Juga: Miss Universe Cuts Ties with Indonesia Organiser Accused of Sexual Harassmen
Pada tanggal 16 September 1821, Meksiko mendapatkan kemerdekaan sebagai Kekaisaran Meksiko Pertama di bawah kekuasaan Kaisar Agustin de Iturbide, El Salvador dan provinsi di Amerika Tengah lainnya menyatakan kemerdekaan dari Spanyol dan menjadi bagian Kekaisaran Meksiko.
Pada tahun 1823, Provincias Unidas del Centro de América dibentuk oleh 5 negara Amerika Tengah di bawah pimpinan Jenderal Manuel José Arce.
Saat federasi ini bubar pada tahun 1838, El Salvador menjadi republik merdeka. Tepatnya, El Salvador menjadi negara merdeka pada 18 Februari 1841.
Baca Juga: Kopi Specialty Indonesia Catat Transaksi USD 20,36 juta di World of Coffee Athena
Penduduk El Salvador
Hampir 90% penduduk El Salvador adalah keturunan Mestizo yakni campuran antara penduduk asali keturunan Indian dan bangsa Eropa, terutama Spanyol.
Sisanya terdiri dari masyarakat adat, termasuk Izalco dan Pancho, masyarakat keturunan Eropa, dan kelompok kecil lainnya.
Bahasa El Salvador
Bahasa Spanyol adalah bahasa resmi El Salvador. Selama masa pra-kolonial, berbagai dialek masyarakat asli El Salvador digunakan, dan dialek yang paling penting adalah dialek Nahuatl, diucapkan di wilayah tengah negara, dan Poton, diucapkan di timur.
Setelah penaklukan awal oleh Spanyol, bahasa Spanyol menjadi bahasa resmi, dan dialek asli perlahan-lahan tidak digunakan lagi. Pemerintah sebenarnya melakukan berbagai upaya untuk melestarikan dialek Nahuatl, namun tidak berhasil.
Baca Juga: Daftar Kode iPhone Indonesia dan Wilayah Negara Lain, Ada LL/A hingga PA/A
Agama mayoritas El Salvador
Mayoritas agama penduduk El Salvador adalah Katolik Roma. Sekitar setengah penduduk Salvador beragama Katolik Roma.
Namun, sejak tahun 1990-an, agama Kristen Protestan telah berkembang pesat di El Salvador, khususnya di kalangan masyarakat miskin.
Pada 2010-an sepertiga penduduk El Salvador beragama Kristen Protestan. Ada juga kelompok kecil yang menganut agama lain.
Baca Juga: China: Kami Menerima Honduras Tanpa Syarat
Ekonomi El Salvador
Perekonomian El Salvador didominasi oleh pertanian hingga industri berkembang pesat pada tahun 1960-an dan 70an. Meskipun fokus pada pertanian, El Salvador ini tidak mampu swasembada dan harus mengimpor pangan.
Akar dari masalah ini adalah distribusi lahan yang tidak proporsional, yang mendukung tanaman komersial. Hal ini menyebabkan banyak petani tidak memiliki tanah dan tidak mampu menanam tanaman subsisten.
Selama tahun-tahun perang saudara, pada tahun 1980-an dan awal 1990-an, pemerintah AS memberikan bantuan militer dan ekonomi dalam jumlah besar ke El Salvador untuk melawan partai-partai kiri dan unit gerilya yang terbentuk sebagai tanggapan terhadap tindakan junta yang berkuasa.
Baca Juga: Jadi Liburan Impian, Ini Daftar 30 Destinasi Wisata Terbaik 2023 Versi Lonely Planet
Satu dekade setelah perang dimulai, perang telah menghancurkan perekonomian dan infrastruktur negara dan tidak ada pihak yang menang.
Baru setelah penandatanganan perjanjian perdamaian pada tahun 1992, perekonomian El Salvador mulai pulih dari dampak perang.
Pada pertengahan tahun 1990-an El Salvador telah memperluas industri jasanya. Pada awal tahun 2000-an meningkatkan jumlah ekspor pertanian dan jumlah proyek rekonstruksi.
Pada tahun 2004 El Salvador menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Amerika Serikat untuk meningkatkan ekspor.
Baca Juga: Kenaikan Bunga The Fed Membuat Sejumlah Negara Berkembang Terancam Gagal Bayar Utang
Namun, El Salvador masih harus bergantung pada bantuan luar negeri lantaran tingginya harga minyak, bencana alam, dan penurunan jumlah pabrik yang merakit komponen untuk ekspor pada akhir 1990-an.
Faktor-faktor ini menghalangi El Salvador untuk melunasi utang luar negerinya, dan negara tersebut terus bergantung pada bantuan luar negeri .
Di sisi lain, pengiriman uang dari sekitar satu juta warga Salvador yang tinggal di Amerika Serikat memainkan peran yang semakin penting dalam perekonomian Salvador sejak berakhirnya perang saudara di negara tersebut.
Demikian penjelasan mengenai El Salvador, nama ibukota El Salvador.