Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Elon Musk mengumumkan pembentukan partai politik baru bernama America Party, menandai perpecahan terbuka dengan Presiden AS Donald Trump.
Langkah ini memperuncing ketegangan antara Musk dan Trump, yang sebelumnya menjalin kerja sama politik erat.
Pengumuman tersebut disampaikan Musk melalui platform X pada Sabtu, hanya sehari setelah ia bertanya kepada pengikutnya apakah AS membutuhkan partai politik baru.
“Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan Anda. Dengan rasio 2 banding 1, Anda menginginkan partai baru dan Anda akan mendapatkannya!” tulis Musk.
Baca Juga: Perusahaan Investasi Azoria Tunda ETF Tesla Gara-Gara Manuver Politik Elon Musk
Ketegangan memuncak setelah Trump menandatangani rancangan undang-undang pemotongan pajak dan belanja publik yang disebutnya "besar dan indah" pada Jumat.
Musk, yang menentang keras kebijakan tersebut, menyebut bahwa langkah itu akan memperparah defisit anggaran dan membuat negara bangkrut.
“Meningkatkan defisit dari US$ 2 triliun di bawah Biden menjadi US$ 2,5 triliun akan menghancurkan negara,” ujarnya di X saat menanggapi pertanyaan publik.
Musk sebelumnya dikenal sebagai pendukung utama Trump. Ia mengucurkan ratusan juta dolar untuk kampanye pemilihan kembali sang presiden, bahkan sempat memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah di awal masa jabatan kedua Trump.
Namun, pengumuman partai baru dari Musk langsung memicu kekhawatiran investor.
CEO Azoria Partners, James Fishback, menyatakan bahwa pihaknya menunda peluncuran ETF berbasis saham Tesla. Ia meminta klarifikasi dari dewan Tesla terkait ambisi politik Musk dan menilai langkah tersebut mengganggu fokus Musk terhadap perusahaan.
Baca Juga: Elon Musk Sebut Pernyataan Trump Sangat Mengecewakan, Perseteruan Kian Memanas!
Trump menanggapi dengan ancaman akan mencabut subsidi pemerintah yang dinikmati berbagai bisnis Musk, seperti Tesla dan SpaceX.
Sejumlah tokoh Partai Republik khawatir konflik terbuka antara kedua tokoh ini dapat mengganggu peluang partai dalam mempertahankan mayoritas di Kongres pada pemilu paruh waktu 2026.
Hingga kini, belum ada komentar resmi dari Trump maupun Gedung Putih terkait pembentukan Partai Amerika oleh Musk.
Konflik antara Musk dan Trump turut memengaruhi harga saham Tesla. Saham Tesla sempat melonjak pasca terpilihnya kembali Trump pada November dan mencapai puncak lebih dari US$ 488 pada Desember.
Baca Juga: Hubungan Trump dan Elon Musk Memanas! Saling Sindir di Medsos
Namun, nilainya kemudian merosot hingga lebih dari setengah pada April, dan ditutup di angka US$ 315,35 pada akhir pekan lalu.
Meski Musk memiliki sumber daya besar, membentuk partai baru untuk menyaingi dominasi dua partai besar Republik dan Demokrat bukan perkara mudah.
Duopoli politik tersebut telah menguasai panggung politik AS selama lebih dari 160 tahun. Di sisi lain, tingkat dukungan publik terhadap Trump masih solid, dengan angka persetujuan di atas 40% meskipun banyak kebijakannya dinilai kontroversial.