CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.322.000   -29.000   -1,23%
  • USD/IDR 16.754   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.362   -54,96   -0,65%
  • KOMPAS100 1.159   -6,94   -0,60%
  • LQ45 844   -6,42   -0,76%
  • ISSI 292   -2,09   -0,71%
  • IDX30 440   -4,44   -1,00%
  • IDXHIDIV20 511   -3,54   -0,69%
  • IDX80 130   -1,04   -0,79%
  • IDXV30 135   -1,25   -0,92%
  • IDXQ30 141   -0,73   -0,52%

Emas Lanjutkan Tren Koreksi, Sentimen The Fed Jadi Penekan


Rabu, 19 November 2025 / 07:05 WIB
Emas Lanjutkan Tren Koreksi, Sentimen The Fed Jadi Penekan
ILUSTRASI. Harga emas spot masih cenderung melemah pada perdagangan sepekan terakhir, pasar menanti kebijakan The Fed


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengalami fase reli beberapa waktu sebelumnya, harga emas dunia kembali masuk ke fase koreksi sepekan terakhir. Tekanan terjadi karena pelaku pasar melakukan profit taking serta meredupnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Mengutip Bloomberg, Selasa (18/11/2025), harga emas spot ditutup menguat 0,6% ke US$ 4.067,24 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas spot masih melemah 1,44%.

Di sisi lain, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2025 ditutup melemah 0,2% menjadi US$ 4.066,5 per ons troi. Dalam sepekan terkoreksi 1,21%.

Baca Juga: Harga Emas Masih Bisa Naik? Goldman Prediksi Si Kuning Melonjak ke US$ 4.900

Padahal, beberapa pekan lalu harga emas sempat mengalami reli setelah beberapa waktu sebelumnya mengalami tekanan. Puncaknya, pada hari Kamis (13/11/2025) pukul 20.15 WIB, harga emas menyentuh US$ 4.237,6. Setelah itu, harga emas kembali melanjutkan tren koreksi, bahkan hingga saat ini.

Sutopo Widodo, Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka menyebut, tren koreksi yang terjadi pada harga emas beberapa hari terakhir didorong oleh dua faktor utama.

Pertama, faktor sentimen hawkish dari Federal Reserve (The Fed) yang menahan ekspektasi penurunan suku bunga. Probabilitas pemangkasan suku bunga jadi menurun 25 bps pada Desember dari 60% menjadi 43%

Kedua, adanya aktivitas profit taking (ambil untung) yang wajar setelah reli harga yang signifikan. 

Tren koreksi ini kemungkinan akan berlanjut hingga rilis data ekonomi AS utama, seperti laporan pekerjaan dan risalah rapat The Fed, memberikan kejelasan definitif tentang lintasan kebijakan moneter.

"Koreksi ini sering dianggap sebagai fase konsolidasi yang sehat dalam tren bullish jangka panjang, yang menunjukkan pasar sedang menyerap kenaikan harga sebelumnya," jelas Sutopo kepada Kontan, Selasa (18/11/2025).

Meskipun terjadi koreksi jangka pendek, prospek harga emas dalam jangka menengah hingga panjang cenderung tetap optimistis atau bullish

Kata Sutopo, sentimen jangka panjang ditopang oleh fondasi makroekonomi yang lebih struktural. Misalnya, ketidakpastian geopolitik yang terus berlanjut, sehingga meningkatkan permintaan safe haven. 

Baca Juga: Bessent: Trump Bakal Umumkan Ketua The Fed Selanjutnya Sebelum Natal

Kemudian pelemahan dolar AS yang diproyeksikan seiring dengan berakhirnya siklus pengetatan moneter, dan yang terpenting, pembelian emas besar-besaran oleh bank sentral global dalam skema diversifikasi cadangan mata uang (dedolarisasi). Ini juga bakal menjadi katalis harga emas dalam jangka panjang.

Dengan begitu, untuk akhir tahun ini dia memperkirakan harga emas akan berkonsolidasi di atas level support signifikan, dengan proyeksi rata-rata berkisar antara US$ 3.900 hingga US$ 4.250 per ons troi. 

Melangkah ke tahun 2026, Sutopo memproyeksi emas akan menjadi lebih bullish. Dia menargetkan harga rata-rata dalam rentang US$ 3.700 hingga US$ 4.560 per ons troi, dengan beberapa skenario ekstrem bahkan memproyeksikan puncak hingga $5.000 per ons troi.

Selanjutnya: Ekspor Mobil Indonesia Terus Tancap Gas

Menarik Dibaca: 6 Drakor Tentang Kisah Cinta Beda Usia, Ada yang Dibintangi Hwang In Yeop




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×