Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman untuk bulan keempat berturut-turut pada bulan September 2025. Ini menyusul keputusan bank sentral China (PBOC) untuk mempertahankan suku bunga acuannya di pekan lalu.
Penetapan suku bunga acuan pinjaman (LPR) yang stabil mencerminkan pendekatan hati-hati otoritas terhadap pelonggaran moneter di tengah meredanya ketegangan perdagangan China-Amerika Serikat (AS), ekspor yang tangguh, dan reli pasar saham baru-baru ini, meskipun ada tanda-tanda perlambatan domestik dan pelonggaran moneter oleh Federal Reserve.
Suku bunga acuan pinjaman (LPR) satu tahun dipertahankan di level 3,0% pada Senin (22/9/2025). Sementara LPR lima tahun tidak berubah di 3,5%.
Baca Juga: Di Bulan Ini, PBOC Diprediksi Tahan Suku Bunga
Dalam survei Reuters terhadap 20 pelaku pasar yang dilakukan minggu lalu, semua peserta memperkirakan tidak ada perubahan pada kedua suku bunga tersebut meskipun terdapat serangkaian data ekonomi yang lemah baru-baru ini.
Bank sentral China mempertahankan suku bunga repo tujuh hari, yang sekarang menjadi suku bunga kebijakan utama, tidak berubah minggu lalu.
Data terbaru menunjukkan output pabrik dan penjualan ritel pada bulan Agustus mencatat pertumbuhan terlemah sejak tahun lalu, menyoroti hambatan ekonomi dan perlambatan ekonomi domestik.
Presiden AS Donald Trump mengatakan ia dan Presiden Tiongkok Xi Jinping telah membuat kemajuan dalam perjanjian TikTok dan akan bertemu langsung dalam enam minggu di Korea Selatan untuk membahas perdagangan, obat-obatan terlarang, dan perang Rusia di Ukraina.
Pasar saham Tiongkok sedang bergejolak, dengan Indeks Komposit Shanghai berada di dekat level tertinggi dalam 10 tahun.
"Mengenai kebijakan moneter, kami memperkirakan PBOC akan memangkas suku bunga kebijakan dan LPR sebesar 10 basis poin, serta memangkas rasio cadangan wajib (RRR) sebesar 50 basis poin pada Triwulan IV," demikian proyeksi Barclays seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: PBOC Menaikkan Batas Minimal Penggunaan Yuan Untuk Transaksi Luar Negeri