Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan penyedia aplikasi transportasi online Uber melaporkan kerugian mencapai US$ 8,5 miliar atau setara sekira Rp 116,2 triliun (kurs Rp 13.673 per dollar AS) sepanjang tahun 2019 lalu.
Adapun untuk kuartal IV 2019 saja, Uber menderita kerugian mencapai US$ 1,1 miliar.
Baca Juga: Mulai dari Airbnb hingga Albertsons bersiap IPO tahun 2020 ini
Dilansir dari CNN, Jumat (7/2), sebelumnya Uber menciptakan 'tren' mengumpulkan dana miliaran dollar AS dari investor dan 'membakarnya' guna mengejar pertumbuhan yang pesat di seluruh dunia.
Akan tetapi, kini Uber tampaknya sudah menyadari bahwa era bakar duit sudah berakhir dan pendekatan bisnis harus diubah.
"Kami menyadari bahwa era pertumbuhan dengan segala upaya sudah berakhir. Di dunia di mana investor semakin menuntut tidak hanya pertumbuhan, namun juga pertumbuhan beserta laba, kami dalam posisi yang baik untuk menang dengan inovasi yang berkelanjutan, eksekusi yang baik, dan skala platform global yang tak tertandingi," kata CEO Uber Dara Khosrowshahi.
Baca Juga: Tutup kerugian lebih dalam, Uber Eets India dilego ke Zomato
Dalam konferensi video dengan para analis, para petinggi Uber mengemukakan ekspektasi dalam mencapai laba pada akhir 2020. Sebelumnya mereka menyebut Uber akan mencapai laba pada tahun 2021.