kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Era mobil terbang sudah di depan mata


Kamis, 08 Agustus 2019 / 20:40 WIB
Era mobil terbang sudah di depan mata


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Era mobil terbang sudah di depan mata. Konsep mobil yang bisa terbang menghindari kemacetan kota yang selama ini hanya ada di film-film animasi kemungkinan akan segera hadir di dunia nyata.

Jepang sebagai negara yang terkenal dengan industri otomotif telah sukses memperkenalkan dan melakukan uji coba mobil terbang pada Senin (5/8). Mobil terbang tersebut digarap oleh perusahaan elektronik NEC Corp.

Baca Juga: Jerman Pertama Kali Uji Coba Operasi Jalan Tol Listrik "eHighway"

Dilansir dari Bloomberg, Kamis (8/8), mobil NEC Corp itu berhasil melayang tanpa penumpang selama hampir satu menit di ketinggian 3 meter (m) saat uji coba di pinggiran Tokyo dan kemudian mendarat ke jalan.

Mobil terbang mirip drone yang dilengkapi dengan empat baling-baling besar itu dirancang untuk terbang tanpa awak.

Dalam uji coba terbang mobil masa depan itu terdapat ambisi besar dari pemerintah Jepang. Negara ini ingin menjadi pemimpin dalam pengembangan mobil terbang setelah kalah dalam kemajuan teknologi seperti dalam pengembangan mobil listrik.

Baca Juga: Start up sewa kendaraan pun ada yang layani sewa jet pribadi

Dalam roadmap atau peta jalan pengembangan teknologi Jepang, mobil terbang itu ditargetkan sudah bisa beroperasi dan dimanfaatkan untuk pengiriman barang pada tahun 2023. Lalu pada tahun 2030 ditargetkan sudah bisa mengangkut orang untuk terbang di kota-kota.

Kouji Okada, seorang pemimpin proyek di NEC mengatakan, kehadiran mobil terbang terbang tersebut akan sangat meringankan beban lalu lintas jalan di Jepang yang saat ini memiliki penduduk cukup padat.

"Kami memposisikan diri sebagai enabler untuk mobilitas udara, menyediakan data lokasi dan membangun infrastruktur komunikasi untuk mobil terbang." katanya.

Selama beberapa tahun terakhir, Jepang telah melihat kemunculan komunitas yang sangat bersemangat dan meyakini bahwa Jepang memiliki keahlian teknik dan lingkungan yang tepat untuk mendorong industri mobil terbang global.

Baca Juga: Perusahaan transportasi mengembangkan mobil terbang

Para kapitalis ventura di negara itu telah mendirikan lembaga pendanaan yang diberi nama Drone Fund yang ditujukan berinvestasi secara umum di pesawat terbang otonom dan bisnis mobil terbang pada khususnya.

NEC tidak berencana melakukan produksi massal mobil terbang tersebut walaupun perusahaan elektronik ini yang melakukan pengembangan dan uji coba.

Produksi massal justru akan dilakukan oleh mitranya yakni Cartivator pada tahun 2026. Pemerintah Jepang telah memberikan izin untuk penerbangan luar ruangan pada Cartivator.

Baca Juga: Investasi China di perusahaan teknologi AS akan dibatasi

Insiniur NEC dan Cartivator NEC telah menghabiskan waktu sekitar satu tahun untuk mengembangkan model mobil terbang itu. Mobil itu dirancang sepanjang 3,9 meter, lebar 3,7 meter, tinggi 1,3 meter, dan beratnya sekitar 150 kilogram (kg).

Mobil itu telah di uji dalam di dalam workshop seluas 10 x 20 meter dengan tinggi 2 meter guna memastikan tidak lepas kendali dan menyebabkan kerusakan.

Sebetulnya, Jepang bukanlah satu-satunya negara yang bermimpi untuk menghadirkan mobil terbang. Dubai, Singapura, dan Selandia Baru juga telah menyatakan niat yang sama. Salah satu pendiri Google, Larry Page's Kitty Hawk Corp juga mengerjakan sebuah mobil terbang, seperti halnya Uber Technologies Inc.

Baca Juga: Laju industri otomotif mendorong harga paladium

Pal-V merupakan produsen otomotif dari Belanda juga sudah meluncurkan proyek mobil terbang yang diberi nama Pal-V Liberty Pioneer pada Maret 2019 lalu. Mobil ini sudah dijual ke publik seharga 500.000 Euro atau sekitar Rp 8 miliar lebih meskipun belum terdaftar untuk melakukan penerbangan.

Mobil Pal-V itu rencana akan mulai dikirimkan ke konsumen pada tahun depan dengan syarat konsumen sudah harus memiliki lisensi pilot untuk mengoperasikan mode terbang.




TERBARU

[X]
×