Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan
Menteri Luar Negeri Turki mengatakan pada Maret lalu, kesepakatan itu mirip dengan yang Turki miliki dengan negara-negara lain, dan membantahnya akan menyebabkan orang-orang Uighur dikirim kembali ke China.
Ratusan warga Uighur memprotes perlakuan terhadap kerabat etnis mereka di China selama kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi ke Ankara pada Maret lalu.
Sebuah laporan yang Human Rights Watch rilis pada April lalu menyebutkan, China melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam perlakuannya terhadap warga Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang.
Laporan tersebut mendokumentasikan “berbagai pelanggaran” yang juga mencakup penghilangan paksa, pengawasan massal, pemisahan keluarga, pemulangan paksa ke China, kerja paksa, kekerasan seksual, dan pelanggaran hak-hak reproduksi.
Beberapa pemimpin oposisi Turki menuduh Pemerintah Turki mengabaikan hak-hak Uighur demi kepentingan lain dengan China, yang dibantah Pemerintahan Erdogan.