Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Eropa tengah dilanda gelombang panas ekstrem yang belum lazim terjadi di awal musim panas.
Pada Selasa, sejumlah negara seperti Italia, Prancis, Spanyol, dan Turki mengambil langkah darurat guna merespons suhu yang melonjak tajam hingga melampaui 40°C di berbagai kota.
Italia Keluarkan Peringatan Merah, Pekerjaan Luar Ruangan Dibatasi
Pemerintah Italia mengeluarkan peringatan panas ekstrem (red alert) untuk 17 kota besar, termasuk Milan dan Roma. Di beberapa wilayah, aktivitas kerja luar ruangan dilarang saat jam-jam terpanas guna mencegah risiko kesehatan.
Seorang pekerja konstruksi dilaporkan meninggal akibat suhu ekstrem di dekat Bologna, menambah kekhawatiran akan dampak langsung cuaca terhadap keselamatan kerja.
Sementara itu, konsumsi listrik melonjak karena penggunaan pendingin udara, memicu pemadaman listrik di beberapa wilayah seperti Florence dan Bergamo. Di Bagheria, Sisilia, seorang perempuan dengan kondisi jantung dilaporkan meninggal saat berjalan kaki.
Baca Juga: Pabrik-Pabrik Eropa Mulai Pulih, Asia Masih Tertekan Risiko Tarif AS
Prancis Tutup Hampir 2.000 Sekolah, Suhu Mencapai 41°C
Prancis menutup hampir 1.900 sekolah, naik drastis dari sekitar 200 sehari sebelumnya, akibat suhu yang diperkirakan mencapai 40–41°C di beberapa wilayah.
Menara Eiffel terpaksa menutup lantai teratasnya karena panas memicu pemuaian besi yang menyebabkan sedikit kemiringan pada struktur menara.
Di wilayah pegunungan Alpen, layanan kereta Paris–Milan terganggu akibat longsor lumpur, dengan jadwal normal diperkirakan baru kembali pertengahan Juli.
Spanyol Catat Juni Terpanas dalam Sejarah, Laut Mediterania Sentuh 30°C
Spanyol mencatat bulan Juni terpanas dalam sejarah, dengan suhu rata-rata mencapai 23,6°C.
Di kota Barcelona, otoritas menyelidiki kematian seorang petugas kebersihan jalan yang diduga terkait suhu ekstrem.
Di Malaga, Palang Merah mendirikan “tempat perlindungan iklim” ber-AC untuk warga rentan.
Sementara itu, suhu air Laut Mediterania di lepas pantai Spanyol mencapai 30°C, enam derajat di atas rata-rata normal, memperparah suhu di daratan akibat fenomena heat dome — tekanan tinggi yang menjebak udara panas.
Turki Evakuasi 50.000 Warga Akibat Kebakaran Hutan
Di Turki, kebakaran hutan besar melanda wilayah Izmir, Manisa, dan Hatay, memaksa sekitar 50.000 orang mengungsi sementara pada Senin lalu.
Petugas darurat terus berjibaku memadamkan api di tengah kondisi angin dan suhu tinggi yang memperparah penyebaran api.
Baca Juga: Robinhood Luncurkan Token Bagi Pengguna di Uni Eropa Berdagang Saham AS
Eropa Menghangat Dua Kali Lebih Cepat dari Rata-rata Global
Menurut Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa, Eropa mengalami pemanasan dua kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global, menjadikannya benua dengan laju pemanasan tercepat di dunia.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Badan Meteorologi Dunia (WMO) yang menyebutkan bahwa gelombang panas kali ini terjadi lebih awal dari biasanya, meski belum tergolong belum pernah terjadi sebelumnya.
"Biasanya gelombang panas seperti ini terjadi di pertengahan atau akhir musim panas, bukan di bulan Juni," ujar juru bicara WMO, Clare Nullis.
Imbas Krisis Iklim: Dunia Semakin Merasakan Dampaknya
Para ilmuwan menyebut bahwa perubahan iklim yang dipicu emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil merupakan faktor utama gelombang panas ekstrem ini. Deforestasi dan praktik industri turut memperburuk situasi.
“Kita sering dengar soal perubahan iklim, tapi sekarang kita benar-benar merasakannya,” kata Omar Bah, seorang pekerja sewa alat di London yang mencatat suhu mencapai 32°C.