kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eropa Patut Cemas, Muncul Risiko yang Tak Pernah Terjadi Sebelumnya Soal Pasokan Gas


Selasa, 04 Oktober 2022 / 06:39 WIB
Eropa Patut Cemas, Muncul Risiko yang Tak Pernah Terjadi Sebelumnya Soal Pasokan Gas
ILUSTRASI. Menurut IEA, Eropa menghadapi risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan gas alamnya musim dingin ini. REUTERS/Hannah Mckay


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Pemerintah dan utilitas Eropa telah menutupi sebagian besar kekurangan pasokan gas Rusia dengan membeli pasokan mahal gas alam cair, atau LNG, yang datang dengan kapal dari negara-negara seperti AS dan Qatar dan memperoleh peningkatan pasokan gas melalui pipa dari Norwegia dan Azerbaijan.

Tujuannya adalah untuk mencegah tingkat penyimpanan turun sejauh ini sehingga pemerintah harus menjatah gas untuk bisnis. 
IEA menjelaskan, penyimpanan gas Uni Eropa harus tetap di atas 33% untuk musim dingin agar kondisi tetap aman. Jika jumlahnya di bawah 33%, hal itu berisiko memicu kekurangan pasokan jika terjadi cuaca dingin yang datang terlambat.

Tingkat cadangan yang lebih rendah juga akan mempersulit Eropa untuk mengisi ulang penyimpanan musim panas mendatang. Sementara cadangan yang lebih tinggi dari konservasi akan membantu menurunkan harga gas yang kini sangat tinggi.

Para pemimpin Eropa mengatakan pengurangan gas Rusia adalah pemerasan energi yang ditujukan untuk menekan pemerintah atas dukungan mereka terhadap Ukraina dan sanksi terhadap Moskow.

Sementara itu, tingginya permintaan gas cair telah menaikkan harga dan memperketat pasokan sehingga negara-negara miskin di Asia tidak mampu membelinya. 

Bangladesh mengalami pemadaman listrik yang meluas, sementara Pakistan menghadapi pemadaman bergilir dan telah memberlakukan pengurangan jam kerja bagi toko dan pabrik untuk menghemat listrik.

“Persaingan antar kawasan dalam pengadaan LNG dapat menciptakan ketegangan lebih lanjut, karena kebutuhan tambahan Eropa akan memberi lebih banyak tekanan pada pembeli lain, terutama di Asia. Dan sebaliknya, musim dingin di Asia Timur Laut dapat membatasi akses Eropa terhadap LNG,” kata badan tersebut.

Baca Juga: Harga Gas Alam Kembali Naik, Ini Penyebabnya

Krisis gas di Eropa juga membuat negara-negara Asia kekurangan jumlah terminal regasifikasi terapung, yang diperkirakan akan memainkan peran utama dalam impor LNG di Asia Tenggara. Eropa telah mengamankan 12 kapal dan merencanakan sembilan lainnya.

Mengutip Reuters, IEA memperkirakan bahwa impor LNG Eropa akan meningkat lebih dari 60 miliar meter kubik (bcm) tahun ini, atau lebih dari dua kali lipat jumlah penambahan kapasitas ekspor LNG global.

Ini berarti impor LNG Asia dapat bertahan pada tingkat yang lebih rendah dari tahun lalu untuk sisa tahun 2022, karena harga gas yang tinggi di Eropa, menarik lebih banyak kargo.

Namun, impor LNG China dapat meningkat tahun depan di bawah serangkaian kontrak baru yang diselesaikan sejak awal 2021, sementara musim dingin yang lebih dingin dari rata-rata juga akan menghasilkan permintaan tambahan dari Asia timur laut, yang semakin menambah ketatnya pasar.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×