Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pasar saham Asia kembali melanjutkan reli pada Kamis (9/10/2025), seiring investor memburu saham-saham terkait kecerdasan buatan (AI).
Sementara itu, harga emas bertahan di atas level US$ 4.000 per ons dan dolar AS tetap menguat, sedangkan harga minyak tergelincir setelah kabar kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Harga minyak turun karena meredanya ketegangan geopolitik setelah Israel dan Hamas dilaporkan mencapai tahap pertama rencana gencatan senjata untuk mengakhiri konflik dua tahun terakhir.
Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat ke 8.167, ADMR, ISAT dan UNVR Top Gainers di LQ45, Kamis (9/10)
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan kemungkinan akan mengunjungi Mesir akhir pekan ini untuk membahas langkah lanjutan dari kesepakatan tersebut.
Di pasar saham, reli sektor teknologi berbasis AI kembali mendorong indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor tertinggi baru.
Para analis JPMorgan menilai tema investasi AI masih sangat kuat, dengan arus investasi bernilai miliaran dolar terus mengalir ke sektor ini.
“Meskipun ada perdebatan tentang siklus investasi AI yang terkesan berulang, setiap berita investasi besar di sektor ini terus diapresiasi pasar,” tulis analis JPMorgan.
Proyeksi pertumbuhan laba sektor teknologi kini meningkat menjadi 20,9% untuk musim laporan keuangan mendatang, naik dari 15,9% pada Juni.
Sebanyak 81% saham di sektor teknologi mengalami revisi naik, terutama Nvidia dan Apple.
Baca Juga: China Perketat Kontrol Ekspor Logam Tanah Jarang, Sasar Sektor Pertahanan
Secara keseluruhan, laba perusahaan diperkirakan tumbuh 8% pada kuartal III, dengan pendapatan naik 6,3%.
Kenaikan saham teknologi mendorong indeks Nikkei Jepang naik 1,4%, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.
Data menunjukkan investor asing membeli bersih saham Jepang senilai 2,5 triliun yen (US$ 16,4 miliar) pada pekan yang berakhir 4 Oktober.
Indeks saham Taiwan juga naik 1,2% ke rekor baru, sementara indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,3%. Saham-saham blue chip China menambah 0,4% setelah bursa setempat kembali dibuka pasca libur panjang.
Beijing juga mengumumkan pembatasan baru terhadap ekspor logam tanah jarang dan peralatan terkait, yang menjadi isu sensitif dalam negosiasi dagang dengan Amerika Serikat.
Futures S&P 500 dan Nasdaq relatif stabil setelah reli pada Rabu, sementara kontrak berjangka Euro Stoxx 50, FTSE, dan DAX masing-masing turun 0,2%.
Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,10% ke Rp 16.556 per Dolar AS pada Kamis (9/10/2025) Pagi
Pasar Masih Taruh Harapan pada Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Risalah rapat terakhir Federal Reserve menunjukkan sebagian besar pejabat bank sentral sepakat bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja AS meningkat, sehingga diperlukan pelonggaran kebijakan, meski kekhawatiran terhadap inflasi masih membayangi.
Futures memperkirakan peluang sebesar 94% untuk pemangkasan suku bunga 25 basis poin lagi pada November, serta tambahan penurunan hingga akhir tahun.
“Sebagian pejabat Fed ingin berhati-hati, tetapi kami memperkirakan pelemahan pasar tenaga kerja akan mendorong mayoritas untuk memangkas suku bunga dalam empat pertemuan berikutnya,” tulis ekonom Citi.
Baca Juga: Harga Emas Turun Tipis Kamis (9/10) Pagi, Usai Cetak Rekor Baru di Atas US$ 4.000
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun tipis ke 4,115%, sementara dolar AS bertahan dekat level tertinggi delapan bulan terhadap yen di 152,54.
Euro stabil di US$ 1,1641 setelah sempat menyentuh level terendah enam pekan karena data menunjukkan output industri Jerman anjlok tajam pada Agustus.
Harga emas turun tipis 0,2% ke US$ 4.031 per ons, namun masih menguat 3,9% sepanjang pekan ini.
Logam mulia tersebut mendapat dukungan dari ekspektasi pemangkasan suku bunga AS, pembelian bank sentral, dan kekhawatiran atas utang pemerintah global.
Di sisi lain, harga minyak Brent turun 0,6% ke US$ 65,89 per barel, sementara minyak mentah AS (WTI) melemah 0,7% ke US$ 62,12 per barel.