kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.634   11,00   0,07%
  • IDX 8.081   9,92   0,12%
  • KOMPAS100 1.115   0,06   0,01%
  • LQ45 784   0,80   0,10%
  • ISSI 285   0,50   0,17%
  • IDX30 412   0,17   0,04%
  • IDXHIDIV20 467   0,91   0,20%
  • IDX80 123   0,07   0,06%
  • IDXV30 133   0,67   0,51%
  • IDXQ30 130   0,06   0,05%

G7 Ancam Negara yang Masih Beli Minyak Rusia, India & China Dibidik?


Jumat, 03 Oktober 2025 / 09:32 WIB
G7 Ancam Negara yang Masih Beli Minyak Rusia, India & China Dibidik?
ILUSTRASI. Sebuah pemandangan menunjukkan pompa minyak di luar Almetyevsk di Republik Tatarstan, Rusia. Menteri keuangan negara-negara Group of Seven (G7) pada Rabu (1/10/2025) menyatakan akan mengambil langkah bersama untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia. REUTERS/Alexander Manzyuk


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Menteri keuangan negara-negara Group of Seven (G7) pada Rabu (1/10/2025) menyatakan akan mengambil langkah bersama untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia. Yakni dengan menargetkan pihak-pihak yang terus meningkatkan pembelian minyak Rusia maupun yang membantu upaya penghindaran sanksi.

Melansir Reuters, dalam pernyataan bersama usai pertemuan virtual, para menteri keuangan juga menegaskan pentingnya langkah perdagangan, termasuk tarif serta larangan impor dan ekspor, guna memangkas sumber pendapatan Rusia akibat invasi Moskow ke Ukraina.

Washington telah menyerukan sekutu-sekutunya untuk mengenakan tarif pada pembeli minyak Rusia, seperti India dan China. Meski Presiden AS Donald Trump menahan diri untuk tidak menambah tarif pada impor China terkait pembelian minyak Rusia, pemerintahannya justru mengenakan tarif tambahan pada sejumlah impor dari India.

Namun, pernyataan G7 pada Rabu tidak secara eksplisit menyebut India atau China.

“Kami akan menargetkan pihak-pihak yang terus meningkatkan pembelian minyak Rusia sejak invasi Ukraina, serta mereka yang memfasilitasi upaya penghindaran sanksi,” bunyi pernyataan G7.

Baca Juga: Rusia Banjiri Pasar Asia, Minyak Mentah Timur Tengah Berfluktuasi Tajam

“Kami akan mengambil langkah nyata untuk secara signifikan mengurangi, dengan tujuan menghapus, sisa impor kami dari Rusia, termasuk impor hidrokarbon,” tambah pernyataan itu.

Para menteri luar negeri G7 juga menambahkan bahwa mereka sedang “memberikan pertimbangan serius” untuk langkah perdagangan dan pembatasan lain terhadap negara-negara yang dianggap membantu membiayai upaya perang Rusia. Namun, tak ada negara yang disebut secara langsung dalam pernyataan tersebut.

Invasi penuh Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022. Sebelumnya, Moskow telah menganeksasi Crimea pada 2014. Sejak saat itu, Rusia menghadapi sanksi besar-besaran dari negara-negara Barat yang terus mencari cara untuk membatasi sumber pendanaan perang Kremlin.

Tonton: Serangan Drone Ukraina Hancurkan Fasilitas Minyak Rusia

Selanjutnya: IHSG Lanjutkan Reli Ikuti Bursa Asia Jumat (3/10) Pagi, UNTR dan GOTO Jadi Penopang

Menarik Dibaca: Promo Burger King Oktober Fest 2025, 11 Pilihan Menu Favorit Mulai Rp 17.000-an




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×