Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - YANGON. Militer Myanmar menembak mati seorang gadis kecil berusia tujuh tahun. Dengan demikian, gadis tersebut menjadi korban termuda yang diketahui dalam tindakan keras militer menyusul kudeta militer yang terjadi bulan lalu.
BBC melaporkan, keluarga Khin Myo Chit mengatakan bahwa dia dibunuh oleh polisi saat dia berlari menuju ayahnya, dalam sebuah penggerebekan di rumah mereka di kota Mandalay.
Militer Myanmar telah meningkatkan penggunaan kekuatannya karena aksi protes terus berlanjut.
Kelompok hak asasi Save the Children mengatakan lebih dari 20 anak termasuk di antara ratusan orang yang telah terbunuh.
Baca Juga: Tekanan internasional terhadap para Jenderal Myanmar meningkat
Secara total, pihak militer mengatakan terdapat 164 orang telah tewas dalam aksi protes. Sementara, data yang dirilis kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menyebutkan korban tewas sedikitnya mencapai 261 jiwa.
Pada Selasa (23/3/2021), militer Myanmar menyatakan kesedihan atas kematian para pengunjuk rasa, sambil menyalahkan mereka karena melakukan anarki dan kekerasan ke negara itu.
Baca Juga: Presiden Jokowi ingin pertemuan tingkat tinggi ASEAN terkait Myanmar segera digelar
Tetapi pasukan keamanan telah menggunakan peluru tajam untuk melawan pengunjuk rasa, dan ada banyak laporan saksi mata tentang orang-orang yang dipukuli dan kadang-kadang ditembak ketika militer melakukan penggerebekan rumah untuk menangkap aktivis dan pengunjuk rasa.