kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara demonstrasi berkepanjangan, pariwisata Hong Kong terkapar


Minggu, 25 Agustus 2019 / 16:42 WIB
Gara-gara demonstrasi berkepanjangan, pariwisata Hong Kong terkapar


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat Hong Kong dalam beberapa bulan terakhir mulai berimbas buruk atas perekonomian negara. Kekerasan yang terjadi akibat aksi tersebut juga berdampak terhadap anjloknya industri pariwisata Hong Kong.

Padahal industri pariwisata merupakan salah satu penyumbang pendapatan terbesar negara ini. 5% PDB Hong Kong disumbang dari sektor pariwisata.

Baca Juga: Situasi geopolitik Hong Kong memanas, harga perak masih akan berkilau

Sekretaris Keuangan Daerah Istimewa Hong Kong Paul Chan Mo-Po menyatakan sepanjang 11 Agustus hingga 15 Agustus jumlah wisatawan yang datang ke Hong Kong anjlok hingga 40%. Ini seiring dengan aksi massa yang dilakukan di Bandara Hong Kong yang dilakukan sejak akhir Juli hingga awal Agustus 2019.

Sayangnya, okupansi Bandara Hong Kong yang dilakukan massa dibalas kekerasan oleh pihak kepolisian. Ini yang bikin calon wisatawan ke Hong Kong membatalkan niat kunjungannya. Beberapa negara macam Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Australia, Singapura, Inggris, dan Irlandia bahkan sampai mengeluarkan peringatan bagi warganya yang hendak menuju Hong Kong.

Mengutip BBC, Badan Pariwisata Hong Kong memprediksi jumlah pemesanan tiket pesawat maupun hotel ke Hong Kong hingga September mendatang akan anjlok puluhan persen. Chairman Cathay Pacific John Slosar mengakui hal ini. “Dalam beberapa bulan ke depan pemesanan tiket, terutama perjalanan pulang-pergi akan menurun secara signifikan,” katanya.

Hal senada juga turut diungkapkan oleh CEO Disneyland Hong Kong Bob Iger, salah satu destinasi utama wisatawan asing menuju Hong Kong. “Kami telah melihat dampak yang dihasilkan dari aksi unjuk rasa ini yang benar-benar mengganggu tingkat kunjungan kami,” katanya.

Baca Juga: Boris Johnson ke Donald Trump: Singkirkan hambatan perdagangan Anda!

Sejumlah akomodasi di Hong Kong bahkan telah banting harga. Hotel-hotel pusat kota misalnya telah memangkas tarifnya hingga 50% dari harga normal menjadi HK$ 200 hingga HK$ 500 per malam untuk sebuah kamar bertempat tidur ganda.

Federasi Perdagangan Hong Kong bahkan menyatakan tingkat okupansi yang rendah bisa menyebabkan pemangkasan pekerja secara besar-besaran. Apalagi jika protes masih terus berlanjut.

The InterContinental Hotel, grup hotel bintang lima di Hong Kong misalnya sudah memberikan pemberitahuan kepada para pekerjaannya untuk mengambil pesangon pada Agustus dan September. Sementara situasi lebih buruk juga dialami oleh hotel di kelas bawahnya.

Baca Juga: China akan melawan balik langkah terbaru AS yang meningkatkan tarif

Tak cuma sektor pariwisata yang terhantam aksi unjuk rasa berkalanjutan ini, industri properti juga ikut terpukul. Sejumlah flat berukuran 35 m2 di Fanling Town Center yang merupakan bagian dari pusat perbelanjaan terbesar di Hong Kong: Fanling mulai dijual dengan harga HK$ 4,8 juta. Nilai tersebut 9% lebih rendah dibandingkan harga normalnya.

Merosotnya industri pariwisata Hong Kong sejatinya disadari betul oleh para demonstran. Sebaliknya hal tersebut justru dilakukan dengan sengaja. Sebab, wisatawan yang datang ke Hong Kong paling besar berasal dari Cina. Sepanjang semester 1-2019 ada 27,57 juta wisatawan Cina yang datang ke Hong Kong.

Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan asal negara wisatawan lainnya. Taiwan yang menduduki peringkat kedua misalnya dalam periode yang sama cuma jumlah wisatawannya yang datang ke Hong Kong cuma sekitar 900 ribu.

BBC melaporkan bahwa wisatawan China diincar untuk mendapatkan pesan para demonstran. Sebab, informasi disensor ketat oleh pemerintah China, maupun melalui media massa pemerintah yang justru melabeli aksi unjuk rasa masyarakat Hong Kong sebagai aksi yang merusak kota-kota.

Baca Juga: China bisa mengalahkan militer AS di Asia dalam hitungan jam

Sementara sejak Juli lalu, para demonstran juga dalam aksinya selalu membagikan selebaran di destinasi-destinasi utama kunjungan wisatawan, maupun pusat perbelanjaan misalnya Tsim Sha Tsui.


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×