kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   -27.000   -1,39%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.400   -41,63   -0,65%
  • KOMPAS100 918   -5,59   -0,61%
  • LQ45 717   -5,96   -0,82%
  • ISSI 202   0,24   0,12%
  • IDX30 374   -3,30   -0,87%
  • IDXHIDIV20 454   -4,95   -1,08%
  • IDX80 104   -0,73   -0,70%
  • IDXV30 110   -1,18   -1,06%
  • IDXQ30 123   -1,18   -0,95%

Gara-gara krisis corona, maskapai global derita kerugian Rp 1.173 triliun


Selasa, 09 Juni 2020 / 21:42 WIB
Gara-gara krisis corona, maskapai global derita kerugian Rp 1.173 triliun
ILUSTRASI. Sebuah pesawat lepas landas dari bandara saat lalu lintas udara terpengaruh penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di Frankfurt, Jerman, 16 Maret 2020. REUTER/Kai Pfaffenbach


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan

"Prospeknya paling sulit untuk dikatakan. Tapi, penerbangan adalah industri yang tangguh," sebut De Juniac. 

"Dengan pendekatan yang diselaraskan secara global dan diakui bersama untuk langkah-langkah memulai kembali, kami bisa membangun kembali kepercayaan diri para pelancong dan memulai pemulihan dalam penerbangan dan secara lebih luas," imbuhnya

Dia menambahkan, sektor penerbangan berharap, serangkaian langkah-langkah keamanan termasuk pengujian massal virus yang lebih efektif akan "memberi pemerintah kepercayaan diri untuk membuka kembali perbatasan tanpa langkah-langkah karantina".

Baca Juga: PHK maskapai tetap naik meski berbagai negara sudah kucurkan bantuan US$ 85 miliar

Tetapi, De Juniac memperingatkan tentang peningkatan beban utang maskapai, karena tanpa ada langkah-langkah bantuan pemerintah, dari US$ 120 miliar menjadi US$ 550 miliar, setara dengan sekitar 92% dari proyeksi total pendapatan 2021.

IATA memperingatkan pada April lalu, maskapai menghadapi "kiamat" tanpa bantuan negara dan meramalkan pendapatan akan merosot 55%  di tengah penurunan permintaan penumpang yang paling tajam sejak serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.



TERBARU

[X]
×